Implementasi Kurikulum Merdeka, Dewan Dorong Mulok Berdiri Sendiri
Banjarmasin, DUTA TV — Pembelajaran muatan lokal diharapkan menjadi mata pelajaran tersendiri, dalam penerapan kurikulum merdeka belajar. Harapan itu disampaikan H. Haryanto anggota DPRD Kalsel disela sosialisasi Perda tentang penyelenggaraan pendidikan di SMAN 8 Banjarmasin.
Menurutnya, mulok bisa berdiri sendiri, asalkan tenaga pendidik serta sarana dan prasarana memadai. Anggota dewan yang duduk di komisi 1 ini mengharapkan, mata pelajaran mulok ,memuat tentang kearifan lokal sesuai dengan karakteristik daerah yang religius, contohnya baca tulis alquran.
“Kita adalah guru – guru makanya saya memilih Perda tentang pendidikan apalagi di bidang pendidikan sangat dinamis peraturannya sekaligus sharing diskusi terkait peraturan di tingkat kementrian termasuk secara khsusu mintakan menyampaikan impelemntasi kurikullum merdeka krn sekolah yang bukan penggerak dia mandiri bukan dilatih ahli kurikulum merdeka harus diback up sosialisasi yg kuat. Ya kalau memang dalam pelajaran lebih bagus pelajaran tersendiri.” Kata H Haryanto.
Sementara, kepala SMAN 8 Banjarmasin mengakui, pihaknya sudah menerapkan pembelajaran muatan lokal, namun terintegrasi dengan mata pelajaran lain, yakni kewirausahaan.
“Bagus sekali krn sosialisasi perda ini berhubungan sekali krn didalamnya ada tentang penyelenggaraan pendidikan berkkaitan dgn kurikuum merdeka. Kami sudah memfasilitasi kurimilum medeka ini muatan lokal khsusu kewirausahaan kami punya tambak lele hidroponik itu dibuat oleh anak-anak jadi produksi dari makanan ringan jadi sudah kami fasilitasi kewirausahaan dan mulok.” Kata Hj Nailah, Kepala Sman 8 Banjarmasin.
Dalam kegiatan ini, legislator dari fraksi PKS ini, menghadirkan khairani, pelatih ahli program sekolah penggerak, untuk menjelaskan secara detil tentang pengimplementasian kurikulum merdeka. pasalnya, masih banyak tenaga pendidik di kalsel yang belum mengetahui lebih terperinci tentang kurikulum pengganti k-13 ini.
Reporter : Evi Dwi Herliyanti
