Harga Telur Melejit. Pedagang Sebut Dua Penyebabnya

Jakarta, DUTA TV — Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) mengungkap biang kerok kenaikan harga telur belakangan ini. Kenaikan harga tersebut dipicu dua faktor, yakni produksi dan distribusi.

Sekretaris jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan menjelaskan faktor produksi berkaitan dengan harga pakan yang tinggi.

“Kedua, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang biasanya didistribusikan ke pasar,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (18/5).

Menurut Reynaldi, banyak pihak yang melakukan pendistribusian atau permintaan di luar pasar. Tindakan ini menyebabkan supply dan demand di pasar terganggu, serta membuat harga telur

DPP IKAPPI mencatat terdapat beberapa permintaan yang cukup tinggi di sejumlah instansi, lembaga, elemen atau individu. Permintaan tersebut mengganggu arus pasok di pasar. Namun, mereka tak merinci lembaga atau instansi mana yang kerap meminta pengiriman telur di luar pasar.

Reynaldi lantas berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengantisipasi kenaikan harga.

“Kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya dan antisipasi agar kenaikan harga telur tidak terus naik,” imbuhnya.

Harga telur menjadi sorotan karena mengalami kenaikan. Pada 15 Mei, rata-rata harga telur ayam ras Rp30.923 per kg atau naik Rp214 dari hari sebelumnya.

Sejumlah pihak menduga kenaikan harga ini salah satunya disebabkan peningkatan kebutuhan dan pesanan nasi bungkus dan rames di masa pendaftaran bakal calon legislatif.(cnni)

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *