Disabilitas Memburu Kelas

“Bertakwalah kepada Allah SWT dimanapun kamu berada. Di dalam rumah, di kantor, bahkan ketika bersendirian. Nah, yang terakhir inilah yang paling berat. Kita bisa bertakwa kepada Allah SWT saat bersama orang lain atau di keramaian. Semua orang bisa kita kelabuhi. Namun tidak halnya jika kita sedang bersendirian, hanya kita dan Allah SWT yang tahu apa yang kita lakukan ketika sendirian…”

Pesan tersebut menjadi pembuka kajian bertema : Tiga Wasiat Nabi shallahu ‘alaihi wa salam dengan pemateri Ustadz Khairullah Anwar Lutfi bersama Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Kalimantan Selatan.

Bagi pemateri hal ini menjadi tantangan tersendiri, karena sajiannya berbeda dengan kajian – kajian yang selama ini dibawakan. Ustadz Khairullah yang selama ini terbiasa berbicara sendirian di depan jemaah, pada kesempatan tersebut harus didampingi Ibu Sintia sebagai penerjemah.

Kolaborasi tersebut menjadi menarik mengingat jemaah yang hadir merupakan penyandang tuna rungu. Mereka yang mengalami masalah pendengaran, kali ini mengikuti pelajaran yang tak biasa didapatkan. Kebutuhan rohani mendorong mereka untuk belajar agama lebih dalam melalui kelas – kelas yang bahkan mungkin orang awampun tak biasa melakukannya. Hal ini menunjukkan bahwa ‘keterbatasan’ bukan alasan untuk berhenti mengejar ilmu.

Seperti yang tertuang dalam Perda Nomor 60 Tahun 2018 tentang Disabilitas, di Kalimantan Selatan, penyandang disabilitas memiliki hak asasi manusia yang sama. Mereka juga mempunyai kedudukan hukum yang sama sebagai warga Negara Indonesia. Hal ini sebagaimana amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat.

Sementara di Banjarmasin telah banyak fasilitas publik yang ramah difabel. Trotoar, pusat perbelanjaan, perkantoran, taman dan ruang publik lainnya. Meskipun masih banyak kekurangan, namun ke depan hal tersebut akan terus dibenahi oleh pemerintah kota maupun instansi terkait lainnya.

Semangat Gerkatin Kalimantan Selatan yang tak berhenti mengejar ilmu melalui kelas – kelas tak terbatas, merupakan pelajaran yang patut kita renungi. Sudahkah kita yang merasa normal dan berkecukupan ini memberdayakan diri kita sendiri ?

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *