Ciri-Ciri Lailatul Qadr dan Pendapat Ulama Mengenai Penetapan Waktunya

Duta TV — Lailatul Qadar adalah malam istimewa dalam bulan Ramadhan yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Keistimewaan malam ini membuat umat Islam bersemangat untuk mencari dan meraih keberkahannya. Meskipun waktu pastinya dirahasiakan, terdapat beberapa ciri yang diyakini menandai datangnya Lailatul Qadr serta berbagai pendapat ulama mengenai penetapan waktunya.
Ciri-Ciri Lailatul Qadr
Malam yang Tenang dan Sunyi
Pada Lailatul Qadr, suasana malam terasa damai, tenang, dan sunyi. Angin berhembus lembut, memberikan ketenangan bagi mereka yang beribadah. Perasaan damai dan ketenangan batin juga dirasakan oleh orang-orang yang beribadah pada malam tersebut.
Langit yang Cerah dan Bersih
Langit pada malam Lailatul Qadar tampak bersih dan cerah, tanpa awan yang menghalangi pandangan. Cuaca malam tersebut biasanya cerah dengan langit yang bersih, memungkinkan orang-orang melihat langit malam dengan jelas.
Suhu Udara yang Sejuk
Udara pada malam Lailatul Qadar tidak panas dan tidak dingin, memberikan kenyamanan bagi mereka yang beribadah. Suhu yang sejuk ini menambah kekhusyukan dalam melaksanakan ibadah malam.
Matahari Terbit dengan Cahaya Lembut
Pada pagi harinya, matahari terbit dengan cahaya yang lembut dan tidak menyilaukan. Hal ini menjadi salah satu tanda bahwa malam sebelumnya adalah Lailatul Qadar.
Turunnya Malaikat ke Bumi
Pada malam Lailatul Qadar, diyakini bahwa banyak malaikat turun ke bumi karena banyaknya berkah pada malam tersebut. Turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat.
Pendapat Ulama Mengenai Penetapan Malam Lailatul Qadar
Para ulama memiliki beberapa pendapat mengenai kapan tepatnya Lailatul Qadar terjadi:
Malam Ganjil di 10 Malam Terakhir Ramadhan
Mayoritas ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir Ramadhan, yaitu tanggal 21, 23, 25, 27, atau 29. Pendapat ini dianut oleh mazhab Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Beberapa ulama bahkan menegaskan bahwa malam tersebut jatuh pada tanggal 27 Ramadhan.
Tidak Diketahui Secara Pasti, Namun Berada di 10 Malam Terakhir
Sebagian ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada salah satu malam di sepuluh malam terakhir Ramadhan tanpa bisa dipastikan tanggalnya. Namun, malam tersebut tidak berpindah-pindah dan setiap tahun selalu jatuh pada tanggal yang sama.
Malam ke-17 Ramadhan
Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-17 Ramadhan. Pendapat ini didasarkan pada hadis yang menyebutkan bahwa malam tersebut adalah malam turunnya Al-Qur’an
Pendapat Imam Al-Ghazali Mengenai Penetapan Malam Lailatul Qadar
Beberapa ulama, termasuk Imam Al-Ghazali, memberikan panduan mengenai penetapan malam Lailatul Qadar berdasarkan hari pertama bulan Ramadhan. Berikut adalah kaidah yang beliau sampaikan:
Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar diperkirakan terjadi pada malam ke-29 Ramadhan.
Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Senin, maka Lailatul Qadar diperkirakan terjadi pada malam ke-21 Ramadhan.
Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar diperkirakan terjadi pada malam ke-27 Ramadhan.
Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Kamis, maka Lailatul Qadar diperkirakan terjadi pada malam ke-25 Ramadhan.
Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, maka Lailatul Qadar diperkirakan terjadi pada malam ke-23 Ramadhan.
Misalnya, jika awal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, maka menurut kaidah ini, Lailatul Qadar akan jatuh pada malam ke-23 Ramadhan.
Kaidah ini juga disebutkan dalam beberapa kitab klasik, seperti Hasyiah Jamal, I’anatut Thalibin, dan Hasyiah al-Bajury. Namun, penting untuk dicatat bahwa kaidah ini bersifat ijtihadiyah dan tidak mutlak. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil, untuk meraih keutamaan Lailatul Qadar.
Tim Liputan