BJ Habibie Meninggal Dunia

Bacharuddin Jusuf Habibie atau Presiden ke – 3 RI, meninggal dunia di RS Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9) pada pukul 18.05 WIB.

BJ Habibie sebelumnya dirawat di ruang Cerebro Intensive Care Unit (CICU) Paviliun Kartika RSPAD sejak 1 September 2019. Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK) Prof. dr. Azis Rani melalui keterangan resmi pada Senin (9/9) menyebutkan Habibie ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, penyakit dalam, dan ginjal.

“Dalam perawatan sekarang diperlukan pengobatan yang komprehensif, mencakup berbagai gangguan organ yang terjadi,” kata Azis dalam keterangan tertulis.

Sejumlah tokoh bangsa dan pemimpin negara telah menjenguk Habibie di rumah sakit. Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjenguk Habibie pada Senin (9/9).

Selain itu, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono juga telah menjenguk Habibie di rumah sakit. Tokoh lainnya, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Subagyo Hadi Siswoyo, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Moeloek dan mantan menteri era Soeharto, Theo Sambuaga juga ikut menjenguk.

Habibie meninggalkan dua anak, yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Sementara istrinya, Hasri Ainun Besari telah meninggal dunia pada 2010 di Jerman.

BJ Habibie lahir pada 25 Juni 1936 di Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Ia menempuh pendidikan SMA di SMAK Dago, Kota Bandung pada tahun 1954, kemudian melanjutkan pendidikan di ITB (Institut Teknologi Bandung). Namun, hanya beberapa bulan di ITB kemudian ia memutuskan untuk mengikuti jejak teman-temannya untuk bersekolah di Jerman. Namun berbeda dengan yang lainnya, Habibie tidak menggunakan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, melainkan dengan menggunakan biaya sendiri dari ibunya yaitu R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yaitu teknologi maritim dan teknologi dirgantara dikala Indonesia waktu itu masih berkembang akhirnya BJ Habibie diberi kesempatan belajar di Jerman.

Pada waktu itu pemerintah Indonesia dibawah Soekarno gencar membiayai ratusan siswa cerdas Indonesia untuk mengemban pendidikan di luar negeri dan menimba ilmu disana. Habibie merupakan rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Kemudian Habibie memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *