Benteng Madang Saksi Perjuangan Perang Banjar

DUTA TV HSS  – Benteng Madang, di desa Madang, kecamatan Padang Batung, kabupaten Hulu Sungai Selatan, menjadi salah satu bukti saksi bisu pertempuran hebat rakyat Kalimantan Selatan saat melawan Belanda.

Benteng yang didirikan sekitar tahun 1859 saat pecahnya perang Banjar ini pun hingga sekarang masih berdiri kokoh, bangunan tersebut dulunya dibuat oleh para pejuang yang dikomandoi Tumenggung Antaludin sebagai basis pertahanan dan pengintaian pasukan Belanda, posisinya yang strategis di puncak bukit sangat menguntungkan para pejuang untuk melakukan berbagai strategi penyerangan terhadap penjajah kala itu.

Sumber : ramlinawawiutun.blogspot.com

Konon berdasarkan cerita sejarah kolonial Belanda kesulitan menyerang benteng Madang karena tak terlihat akibat selalu ditutupi oleh kabut, ditambah dengan berbagai perangkap jebakan yang dibuat pasukan Antaludin, membuat tentara Belanda banyak berjatuhan sebelum mencapai benteng.

Namun lantaran ada penghianat salah seorang pejuang yang membocorkan bahwa benteng Madang baru bisa terlihat jika ditembak dengan peluru emas, berkat informasi itu pun Belanda mampu meluluh lantakkan benteng Madang tersebut.

“Benteng Madang didirikan pada tahun 1860, maksud didirikannya benteng Madang untuk membikin pertahanan melawan Belanda pada zaman itu, peperangan di benteng Madang tidak pernah dimenangkan oleh Belanda, sebabnya Belanda tidak pernah melihat benteng Madang tersebut karena bentengnya selalu ditutupi dengan asap tebal, setelah itu ada salah satu pejuang yang menghianati dan mengatakan kepada Belanda bahwa kalau mau melihat benteng Madang harus ditembak dengan peluru emas, akhirnya ditembaklah oleh Belanda dengan peluru emas dengan demikian terlihatlah benteng Madang dikarenakan terlihat maka habis-habisan digempur oleh Belanda, akhirnya Temenggung Antaludin kalah dan runtuhlah benteng Madang,” jelas Suriani, tokoh masyarakat desa Madang.

Sayangnya keberadaan situs sejarah yang berjarak 8 kilometer dari kota Kandangan ini, dirusak keasliannya oleh banyaknya vandalisme yang menghiasi hampir setiap di dinding benteng tersebut.

Padahal jika dikelola dan diawasi dengan baik situs ini dapat dijadikan studi sejarah baik bagi warga banua mapun mancanegara.

Reporter : Muhammad Irfansyah

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *