BBPOM Banjarmasin Imbau Pedagang Tarik Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol

Banjarmasin, DUTA TV Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Banjarmasin, menghimbau agar pedagang obat, segera menarik atau tidak memperjualbelikan Obat Sirup yang mengandung Etilen Glikol.

Hal itu sesuai intruksi Kementerian Kesehatan RI soal penghentian penjualan Obat Sirup dengan kandungan Etilen Glikol melebihi ambang batas, yang diduga menyebabkan Gangguan Ginjal Akut misterius pada anak.

Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Banjarmasin, Leonard Duma, mengatakan imbauan itu dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk menimbulkan Gangguan Ginjal Akut misterius pada anak.

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Banjarmasin, sudah menghimbau kepada semua Apotek, Puskesmas, Fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta di Kalsel untuk menghentikan peredaran 5 jenis Obat Sirup yang mengandung Etilen Glikol melebihi ambang batas tersebut.

Adapun 5 jenis Obat Sirup yang ditarik peredarannya di Indonesia, yakni Termorex Sirop, Flurin DMP Sirup, Unibebi Cough Sirup, Unibebi Demam Drops, dan Unibebi Demam Sirup.

Kabupaten Banjar ‘Nihil’ Pasien Gagal Ginjal Akut Akibat Obat Sirup

Rumah Sakit Ratu Zaleha Martapura
Rumah Sakit Ratu Zaleha Martapura (foto : duta tv)

Martapura, DUTA TV Rumah Sakit Ratu Zaleha Martapura, melakukan upaya antisipasi terhadap pasien anak, khususnya balita, untuk mendeteksi kemungkinan munculnya pasien Gagal Ginjal Akut.

Sejauh ini, berdasarkan data, layanan Rumah Sakit Pemkab Banjar ini, belum menemukan pasien Suspect atau yang memiliki indikasi penyakit Gagal Ginjal Akut, seperti susah buang air kecil.

Bahkan, 4 tenaga Dokter Spesialis Anak, diperintahkan untuk lebih aktif dan selektif dalam menganalisa pasien anak, khususnya balita, yang dilayani, baik di layanan Poli maupun Rawat Inap.

“Sudah melakukan upaya antisipasi terhadap munculnya pasien suspect GGA, dan sejauh ini belum satupun pasin. Yang terindikasi Gagal Ginjal Akut,” ucap Norman Taufiq, Direktur RSU Raza .

“Sempat ada Suspect, ternyata negative,”  tutur Yasnah Khairita, Kadinkes Banjar.

Selain mengoptimalkan pengawasan di Fasilitas Layanan Kesehatan, jajaran Dinkes Banjar juga mengimbau warga untuk lebih menggunakan Obat Puyer untuk anak.

Reporter : Mawardi – Tarida Sitompul

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *