Baju Adat Tidung Kaltara dari China ? Pakar : Hoax !
DUTA TV – Media sosial dihebohkan dengan tuduhan ‘baju adat China’ di uang baru Rp 75.000. Namun, tuduhan tersebut dipastikan hoax karena baju adat itu merupakan baju adat Tidung, Kalimantan Utara (Kaltara).
Semua bermula dari narasi soal pakaian adat yang dipakai oleh salah seorang anak di dalam uang tersebut. Narasi itu salah satunya berasal dari pertanyaan akun Twitter @Rianaaa_na09. Akun itu mempertanyakan asal baju adat tersebut. Kemudian ada akun lain yang menjawab baju adat itu berasal dari China. Namun, saat ini pemilik akun @Rianaaa_na09 mengunci akunnya.
Narasi soal baju adat China ini kemudian diteruskan oleh akun anonim @2nd_NN4y4r4. Lagi-lagi baju adat itu disebut berasal dari China.
Namun, Sahabat Pandu Kalimantan Utara, Prayoga Bayu, menegaskan bahwa baju adat dalam uang baru itu adalah baju adat Tidung, Kalimantan Utara. Sahabat Pandu adalah organisasi yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam memperkenal budaya lokal.
“Itu baju adat asli Kalimantan utara. Baju adat Tidung dari Suku Tidung. Sekarang jadi baju adat Provinsi Kalimantan Utara,” kata Prayoga, Selasa (18/8/2020).
Prayoga mengatakan model dalam uang baru itu merupakan anak dari Tarakan, Kalimatan Utara. Anak tersebut langsung dipotret oleh petugas Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) untuk model uang baru. Prayoga juga membantah narasi yang mengatakan model tersebut orang China karena bermata sipit. Dia menjelaskan suku Tidung termasuk dalam suku Dayak.
“Sebenarnya suku Tidung itu masuk ke dalam suku Dayak Tidung, makanya sipit, tapi dalam sejarahnya, suku Tidung tidak mau dibilang suku Dayak, karena juga suku Tidung beragama Islam, tersebar di Kalimantan Utara hingga Semenanjung Malaysia,” jelasnya.
Sementara itu, di situs Bank Indonesia, ada penjelasan tentang makna foto anak-anak berbaju daerah ditampilkan di Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia. Ini bagian dari tema ‘Memperteguh Kebinekaan’.
Bank Indonesia menegaskan bahwa narasi soal baju ‘adat China’ itu tidak benar alias hoax.(dtk)