“MILAD DAN KESADARAN”
DUTATV.COM BANJARMASIN – Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, sembari bersyukur kepada Yang Maha Kuasa atas anugerah usia yang ke 57, saya juga mengamini dan berterimakasih atas ucapan, doa dan perhatian sahabat semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu pada hari kelahiran saya pada tanggal 08 Desember ini. Setiap kali bertambahnya bilangan usia yang sekaligus didalamnya berkurangnya umur kita di dunia ini, maka selalu membawa kepada kesadaran personal untuk mengingat dan meneguhkan kembali apa sesungguhnya misi kehidupan kita didunia ini.
Sahabat ! KESADARAN akan misi kehidupan ini mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan sebagaimana pentingnya KESADARAN pada semua kondisi objektif dalam fikiran, perasaan dan “perilaku kita sehari-hari.” Kesadaran yang seperti ini pada suatu “godaannya” “dari sang pegoda Indoensia Prei GS mengungkapkan bagaimana masalah yang timbul dari dua katagore manusia yaitu manusia atau orang yang sadar dan orang yang tidak sadar.” Lantas saya dan sahabat semua bisa merenungkannya kita ternasuk orang yang sadar atau orang yang tidak sadar ?
Sahabat ! bagaimana sesungguhnya perbedaan orang yang sadar dengan orang yang tidak sadar “tersebut ? dengan catatan bahwa kesadaran yang dimaksudkan bukanlah kesadaran yang biasa dibahas dalam kajian psikologi “kriminal” berupa “sakit jiwa”, melainkan kesadaran tentang kondisi objektif yang ada pada diri kita masing-masing, termasuk seperti yang saya sampaikan di atas bahwa perhatian, ucapan dan doa para sahabat telah menyadarkan saya akan posisi usia tua dan posisi sedikitnya lagi sisa usia yang menjadi rahasia Ilahi, yang kemudian memunculkan kesadaran akan misi kehidupan itu sendiri.
Sahabat ! Sederhana saja diantara bentuk kesadaran yang lain yang sangat penting dalam kehidupan ini, umpamanya sadarkah kita tentang kemampuan ilmu kita, sehingga pada saat sadar kita tidak bersikap se olah-olah kitalah yang paling berilmu atau paling pintar, sadarkah kita tentang keluasan dan kedalaman kajian ilmu agama kita, sehingga kita tidak mengkapling surga hanya untuk diri dan kelompok kita, sadarkah kita akan berapa kekayaan yang kita miliki sehingga kita tidak berperilaku seperti orang yang sombong sangat kaya yang unlimited.
Sahabat ! Saya teruskan lagi sadarkah kita akan tingkat ketampanan atau kecantikan diri kita, sehingga kita tidak sombong yang seolah-olah kitalah yang paling ganteng atau cantik.” Sadarkah kita tentang kemampuan fisik kita, sehingga kita tidak mengangkat beban yang sangat berat yang menyebabkan tubuh kita bereaksi negatif, sadarkah kita dengan kondisi fisik sehingga berlari begitu cepat dan jauh sehingga badan kita menadi sakit, sadarkah umpamanya akan bau badan kita yang sedang tidak memakai “memakai deodoran, sehingga kita tidak serta merta memeluk teman atau sahabat saat bertemu, sadarkah kita saat ada bau mulut saat berbicara, sehingga kita tidak berbicara terlalu dekat dengan sahabat, dan seterusnya yang bisa saja diungkapkan bentuk-bentuk akan adanya kesadaran dan ketidaksadaran dalam kehidupan ini.
Sahabat ! bagaimana dengan ORANG YANG TIDAK SADAR ???, orang yang tidak sadar itu yang namanya juga tidak sadar merasa baik-baik aja, merasa ok ok aja, merasa benar-benar aja, merasa tidak ada masalah, merasa asyik-asyik aja, akan tetapi bagi kita dan orang yang berada disekitarnya MERASA TERGANGGU dari akibat ketidaksadarannya itu. Secara singkat kita bisa katakan bahwa orang yang tidak sadar tersebut akan menjadii sosok yang kurang disenangi dalam pergaulan dan bahkan “cenderung akan dijauhi, dan seterusnya akan banyak dampak ikutannya pada kehidupan orang yang tidak sadar tersebut, termasuk kerenggangan persahabatan dan kekeluargaan.
Sahabat ! dari itu sesungguhnya BETAPA PENTINGNYA MENJADI ORANG SADAR, namun bagaimana caranya menimbulkan kedasaran menjadi orang sadar tersebut ? kesadaran bisa datang dengan perenungan atau mawas diri terhadap diri sendiri, tetapi bisa juga muncul atas adanya suatu peristewa tertentu dan atau bisa bisa juga kita disadarkan oleh orang lain.
Sahabat ! kehidupan kita sering bertutur, saat kita tidak sadar, kita memerlukan orang lain untuk menyadarkannya, seperti suatu “kejutan” berupa “semburan air”, sentuhan lembut dan atau bahkan keras, kata-kata lembut atau bahkan “teriakan”. Teringatlah saya pada masa kecil saat hidup di kampung dengan mamarina atau paman memakai metode SAMBUR (menyemburkan air dari mulut), pada saat menyadarkan orang yang tidak sadar dan sekarang saya pahami ternyata orang yang tidak sadar itu perlu terapi kejutan yang bisa menyadarkannya, namun seberapa besar dan kuat kejutan itu, juga akan bersifat kasuistis.
Sahabat ! mari kita saling mengingatkan agar kita menjadi manusia atau orang sadar, dan terimakasih sekali lagi atas ucapan dan doa sahabat semua di ulang tahun ke 57, karena itu telah menyadarkan saya akan posisi kehidupan sekarang, dan semoga kita selalu diberi hidayah dari Yang Maha Kuasa menjadi orang yang sadar dalam kehidupan ini.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.
#Semakintuasemakinbijaksana
#semakintuasemakinbahagia