Resistensi Kerajaan Pulau Laut Terhadap Belanda Disosialisasikan
DUTA TV MARTAPURA – Lembaga Adat Kerajaan Pulau Laut mensosialisasikan perlawanan diam – diam atau resistensi Kerajaan Pulau Laut  di masa penjajahan kolonial Belanda dari tahun 1845 – 1905. Sejarah tersebut sebagai bagian dari perlawanan Kesultanan Banjar yang diceritakan dalam buku berjudul Resitensi Kerajaan Pulau Laut Terhadap Hegemoni Kolonial Belanda karya Mansyur, Dosen FKIP ULM Banjarmasin.
Mansyur memaparkan karya tulisnya di hadapan warga kabupaten Banjar dan pelajar serta mahasiswa.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari sosialisasi keberadaan kerajaan Pulau Laut, dimulai dari terbentuknya kerajaan beserta perlawanan diam-diam oleh Pangeran Jaya Sumitra yang didaulat sebagai raja pertama di tahun 1845.
Kendati membentuk kerajaan sendiri untuk mengindari kejaran kolonial Belanda, Pangeran Jaya Sumitra sebagai keturunan Raja Banjar tetap tunduk dan mendukung perlawanan dengan mengirimkan prajurit dan senjata kepada Pangeran Hidayatullan dan Pangeran Antasari.
Menurut Ketua Lembaga Adat Kerajaan Pulau Laut, Gusti Rendi Firmansyah, pihaknya berupaya mengembalikan sejarah – sejarah lokal di banua, termasuk Kerajaan Pulau Laut, dimana seluruh situs kerajaan telah dimusnahkan Belanda, diantaranya lokasi kantor pelabuhan Kotabaru.
“Beberapa lokasi situs sudah diketahui dan diantaranya kantor pelabuhan di Kotabaru,â€ujar Rendi.
Dengan disosialisasikannya sejarah tersebut, diharapkan mampu membangkitkan semangat perjuangan dan persatuan bagi generasi muda di banua.
Reporter : Tarida Sitompul