6 Atraksi Wisata yang Membuat Hewan Stres
Melestarikan alam tak hanya dengan melakukan gerakan penghijauan atau tak buang sampah sembarangan. Flora dan fauna yang hidup di bumi ini juga perlu mendapat perlakuan sebagaimana mestinya sesuai dengan habitat hidup mereka.
Ada banyak kegiatan yang dilakukan orang, terutama saat berwisata, yang ternyata mengganggu keseimbangan alam dan patut segera dihentikan.
1. Naik Gajah
Di Asia, gajah sering dijual sebagai atraksi wisata bagi wisatawan, salah satunya menunggang gajah. Tapi tak banyak yang tahu kalau mereka dilatih keras agar mau saat ditunggangi.
Pada April kemarin, gajah bernama Samba yang sedang ditunggangi turis di Angkor Wat, Thailand, mati mendadak karena kelelahan dan kepanasan.
Ada banyak cara lebih manusiawi untuk melihat gajah, salah satunya datang ke tempat konservasi di alam liar dengan aktifitas seperti memberi makan gajah atau memandikan gajah tanpa perlu menungganginya.
2. Taman akuarium dan kebun binatang
Taman akuarium dan kebun binatang terlihat sangat menyenangkan, tapi bagaimana jika Anda yang tinggal dalam tempat sekecil itu?
Hewan yang berada di sana biasanya diambil dari habitat aslinya untuk mendiami kolam dan kandang dengan habitat buatan.
Banyak pecinta hewan yang menyayangkan hal ini, terutama terhadap makhluk laut yang punya kebiasaan migrasi, seperti ikan pari.
Lebih parah lagi jika mengetahui bahwa pengelola melatih hewan di sana untuk melakukan atraksi, seperti lompatan lumba-lumba atau joget beruang.
Jika masih ingin datang ke taman akuarium atau kebun binatang, pastikan datang ke tempat yang pengelolanya bisa menghadirkan habitat manusiawi tanpa atraksi bagi hewannya.
3. Topeng monyet
Indonesia mendapat sorotan tajam atas maraknya atraksi topeng monyet. Fotografer Joan de la Malla mendokumentasikan kejamnya atraksi tersebut dalam karyanya yang masuk dalam pameran ‘Wildlife Photographer of the Year 2019’.
Monyet-monyet yang diajak kerja biasanya hidup di tempat yang tak layak. Mereka juga dilatih keras untuk bisa melakukan banyak trik, sambil diberi kalung rantai agar tak kabur.
4. Berjalan dengan singa
Di Afrika Selatan ada atraksi menjelajah hutan bersama singa muda dan pemandu wisata.
Singa-singa ini sebenarnya telah terpisah dengan induk mereka sejak bayi, sehingga mereka lebih sering berinteraksi dengan manusia dan jinak.
Menjinakkan hewan ganas untuk ‘bekerja’ merupakan tindakan yang tak manusiawi. Masih banyak atraksi wisata bersama singa di habitatnya yang asli, salah satunya datang ke tempat konservasinya untuk mengamatinya dari jauh.
5. Tarian Ular Kobra
Atraksi tarian ular sekilas terlihat menarik. Ada sensasi keindahan dan kengerian saat menatapnya.
Tapi untuk ‘mengamankan’ dirinya, sang pemilik ular mencabut taring agar ular bisa meliuk tanpa menggigit.
Taring yang kembali tumbuh bakal dicabut lagi, hingga ular terlalu tua dan dibuang begitu saja.
6. Berfoto dengan hewan
Atraksi berfoto dengan hewan juga mendapat kritikan tajam, karena hewan-hewan yang diajak berfoto biasanya dilatih secara keras untuk jinak terhadap manusia.
Kalau tak juga jinak, mereka biasanya dibius agar tak mengamuk saat didekati manusia.
Berfoto sambil menggendong makhluk laut, seperti penyu laut, juga sebaiknya tak lagi dilakukan, karena mereka bisa stres akibat terlalu lama berada di luar air.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup