1000 Sungai 1000 Tumbler
Guna mengurangi sampah plastik, Pemerintah Kota Banjarmasin mengadakan kegiatan yang bertajuk 1000 Sungai 1000 Tumbler.
Kegiatan akan dipusatkan di Siring Banjarmasin pada hari Minggu (03/02) pagi. Pada hari tersebut disiapkan 1000 tumbler untuk masyarakat. Namun masyarakat tidak mendapatkannya secara percuma. Ada proses barter atau pertukaran barang pada kegiatan tersebut. Untuk mendapatkan 1 tumbler, masyarakat bisa menukarnya dengan 10 botol bekas air mineral ukuran 600 ml.
Apabila tidak memiliki botol bekas air mineral, maka jangan khawatir. Karena tumbler masih bisa didapatkan degan menukarkan 25 gelas bekas air mineral.
Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengajak masyarakat untuk mensukseskan Gerakan 1000 Sungai 1000 Tumbler untuk mengurangi sampah yang setiap harinya mencapai 600 ton.
“Jangan lupa untuk datang Minggu pagi di Siring, membawa 10 botol bekas atau 25 gelas bekas air mineral. Nanti di sana sudah disiapkan tumbler yang bisa ditukar dengan sampah botol itu. Sebenarnya jumlah yang disiapkan lebih dari 1000, jadi jangan khawatir,â€kata Ibnu Sina.
Sejak mencanangkan perang melawan sampah plastik pada 2016, Banjarmasin menjadi sorotan Pemerintah Pusat dan kota – kota lain di Indonesia. Sebab gerakan ini terbukti mampu mengurangi jumlah sampah plastik yang masa urainya mencapai ratusan tahun. Karena perang melawan sampah plastik pula, pada tahun 2017 Ibnu Sina mendapat undangan dari Pemerintah Denmark untuk bertandang ke kota Copenhagen untuk melihat pengelolaan sampah di negara tersebut.
“Gerakan  ini sebelum telah dimulai dengan gerakan perang terhadap sampah, khususnya sampah plastik yang tertuang dalam Perwali No 18 tahun 2016 tentang pelarangan penggunaan kantong plastik di mini market dan toko ritel modern. Memasuki tahun ketiga pelaksanaannya, Banjarmasin mulai merangkul para pedagang di pasar tradisional untuk tidak menggunakan kantong plastik sebagai pembungkus barang yang dibeli oleh konsumen,â€papar Ibnu Sina.
Sejak akhir tahun 2018, seluruh elemen masyarakat telah memulai gerakan membawa tumbler secara berkelompok. Hal ini seperti yang terlihat di lingkungan Pemerintah Kota, perkantoran swasta, komunitas, dan terakhir yang marak di lingkungan sekolah, dengan tagline :
Ini tumblerku, mana tumblermu ?