Wisata Susur Sungai ‘Mati Suri’

DUTA TV BANJARMASIN – Hamparan langit sore mendung di tepian Sungai Martapura ini, seolah mewakili perasaan para motoris atau juragan kelotok wisata susur sungai di Siring Menara Pandang, kota Banjarmasin.
Betapa tidak akibat dampak Covid-19 sudah 4 bulan lebih nasib para juragan kelotok disini tidak dapat beroperasi seperti sedia kala akibat ditutupnya tempat wisata tersebut.
Padahal sebelum ditutup tempat ini hampir setiap sore hari terlebih saat masuk akhir pecan selalu penuh dikunjungi oleh warga.
Syaibani salah satu dari sekian banyak juragan kelotok di tempat ini berharap pemerintah dapat mencarikan solusi dengan membuka kembali wisata susur sungai yang menjadi ikon kota Banjarmasin ini, dirinya mengaku sudah menerapkan protokol kesehatan belum lama tadi diantaranya dengan membatasi jumlah penumpang hanya 12 orang saja disediakanua alat cuci tangan, serta tidak akan mengangkut penumpang jika tidak mengenakan masker.
“Sudah 4 bulan tidak dibuka susur sungai menggunakan kelotok karena Covid-19 dan karena Banjarmasin sudah masuk zona merah Covid-19, kemaren sempat dibuka dengan penumpang 12 orang saja dan kami sudah mengikuti protokol kesehatan harus cuci tangan dan menggunakan masker terlebih dahulu, akan tetapi masih banyak orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan tanpa menggunakan masker maka itu wisata susur sungai di tutup kembali,” ucap Syaibani Juragan Kelotok Wisata Susur Sungai

Sementara itu Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin, telah memberikan pemahaman kepada sejumlah juragan kelotok bahwasanya kondisi ini bukan kehendak pemerintah kota Banjarmasin, namun lebih mempertimbangkan kemanusiaan.
“Keberadaan kelotok susur sungai tidak boleh hilang harus terus berjalan dan eksis menjadi ciri khas Banjarmasin, ada berapa hal pada juragan kelotok diwajibkan apabila membawa penumpang mengikuti protokol kesehatan,” ujar Mokhamad Khuzaimi Kabid Pengembangan Pariwisata

Saat ini kawasan wisata andalan yang menyuguhkan lanscape Sungai Martapura, seolah seperti kota mati dimana hanya ada dua hingga tiga orang saja yang duduk menunggu di loket penjagaan tanpa ada aktivitas yang berarti.
Reporter : Rahmatillah