Warga Banjarmasin Ogah Self Service. Benarkah?

Sejak kamis, 21 Maret 2019 warga Banjarmasin dihebohkan dengan dibukanya salah satu gerai fastfood paling populer di dunia, yaitu McDonald. Agak terlambat memang hadirnya fastfood ini dibanding kota besar lain di Indonesia. Namun tetap saja sejak hari pertama resto cepat saji yang berlokasi di jalan A. Yani KM 2 ini diserbu dengan cepat oleh para pengunjung.

McDonald terkenal dengan menu Burger yang sangat lezat. Belum lagi Double Choco Pie yang merupakan menu baru menjadi dessert sempurna untuk menutup ritual makan. Namun bukan ini yang menjadi topik pembicaraan, melainkan konsep menarik yang diterapkan oleh McDonald yaitu konsep Self Service.

Selama ini, masyarakat sangat mengenal konsep Full Service yang ada di rumah makan maupun restoran di Banjarmasin. Namun bisa dihitung jari tempat makan yang menerapkan konsep Self Service bagi para pengunjung. Self Service sebenarnya sudah cukup lama hadir, yaitu konsep dimana pelanggan diberikan kontrol penuh terhadap pembelian, hingga selesai makan.

Self Service  termasuk didalamnya proses membereskan sisa makanan serta peralatan makan yang sudah dipakai. Tidak! restoran tidak menuntut pengunjung untuk mencuci bekas peralatan mereka sendiri. Hanya memberikan tanggung jawab agar sisa makanan dibuang, serta bekas peralatan ditaruh ditempat yang sudah disediakan.

Terdengar cukup mudah bukan? Namun sayangnya beberapa warga yang makan di tempat tersebut masih terlihat tidak cakap terhadap konsep self service, bekas makan ditinggalkan begitu saja.

Mindset masyarakat selama ini, pengunjung adalah raja yang harus dilayani sejak membuka pintu hingga meninggalkan parkir. Tidak salah memang anggapan tersebut. Namun, Di era teknologi yang menuntut efisiensi dan efektivitas, Self Service sangat membantu masyarakat dalam menghemat proses kerja suatu hal. Bayangkan berapa menit waktu yang dibutuhkan untuk membereskan meja makan agar bisa digunakan untuk pelanggan berikutnya.

Ditengah gencarnya kampanye pengurangan penggunaan plastik, kampanye bawa tumbler dari rumah, kampanye tumpuk di tengah, hingga kampanye pengurangan penggunaan sedotan. Tambah satu lagi kebiasaan baik yang dapat diterapkan di Banjarmasin yaitu Self Service.

Negara maju seperti Jepang sudah lama menerapkan konsep Self Service di sejumlah resto yang ada di Negara tersebut. Warga Banjarmasin ditantang untuk satu langkah lebih maju dalam budaya disiplin. Semoga saja kedepan, Warga Banjarmasin semakin terbiasa dengan habit baik tersebut untuk menuju Banjarmasin Baiman, Barasih wan Nyaman. Karena, bukankah kebersihan sebagian daripada iman ?

 

IG : @noorezaa

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *