Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Harapkan MBG Juga Sasar Ibu Hamil

Banjarbaru, DUTA TV – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel H. Suripno Sumas mengharapkan program yang dicetuskan Presiden dan Wakil Presiden RI yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini tengah berjalan di beberapa sekolah di Kalsel, turut menyasar ibu hamil. Harapan itu diungkapkan Suripno saat melakukan Sosialisasi Perda (Sosper), di Auditorium pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru.
Politisi PKB ini mengatakan, program MBG dengan sasaran pelajar baru 30 persennya menunjang penurunan angka stunting. Jika ingin maksimal, maka MBG juga diharapkan diberikan sejak anak berada di dalam kandungan dengan menyasar semua ibu hamil tanpa terkecuali, hingga usia anak memasuki 2 tahun.
“Apa yang menjadi program pemerintah pusat memberikan makanan bergizi bagi pelajar itu sangat signifikan, akan tetapi dari segi ilmiah bahwa makanan bergizi pada anak-anak SD itu baru 30 persen menunjang untuk stunting, padahal kalau ingin menekan stunting sesuai dengan program pemerintah yang saat ini masih di atas 20 persen menjadi 14 persen, maka yang sangat dibutuhkan itu adalah dimulai dari usia dini yaitu dari ibu yang sedang hamil sampai dengan anak usia dua tahun”, ucap Suripno.
Suripno menambahkan, jika hal itu dilakukan dan diprogramkan secara tepat sasaran, maka peluang untuk menurunkan angka stunting di Kalsel mencapai 70 persen. Sehingga, ia berharap hal ini menjadi perhatian serius, menyusul saat ini program yang telah dijalankan pemerintah daerah adalah hanya memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita lewat posyandu itupun tidak menyasar keseluruhan.
Dalam sospernya, Suripno menghadirkan tiga narasumber, yakni Ketua Pengda Perkumpulan Promotor dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonsia (PPKMI ) Kalsel H Mursidi, Dosen Fakultas Pertanian ULM Dr Untung Santoso, Guru Besar Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan ULM Prof Dr dr Triawanti, dan Wakil Dekan III Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM Dr Indira Fitriliani.
Salah satu narasumber, Ketua Pengda Perkumpulan Promotor dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonsia (PPKMI ) Kalsel H Mursidi mengatakan, program nasional tentang makan bergizi gratis sangat bagus jika dilakukan pemetaan lebih awal agar lebih tepat sasaran. Sehingga, bukan hanya menyasar aspek gizi, aspek kemiskinan pun juga bisa tertangani.
Mursidi juga menambahkan program ini perlu didukung Pemerintah Provinsi Kalsel dengan membentuk Satuan Tugas Komunikasi Perubahan Perilaku. Pasalnya, permasalahan stunting yang masih tinggi saat ini disebut karena perilaku masyarakat yang masih terbiasa tidak menerapkan pola hidup sehat, salah satunya adalah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di sungai.
“Ini perlu didukung oleh pemerintah provinsi, kita perlu ada satgas komunikasi perubahan perilaku yang memastikan program pemerintah yang bagus ini mencapai tujuan, karena aspek ini masalah perilaku dan stunting juga masalah perilaku, seperti BAB sembarangan di perairan. Di Kalsel, daerah yang bebas dan semua sudah buang air di tempatnya baru Tabalong dan Banjarbaru, yang lainnya masih banyak sekali jadi ini perlu perhatian kita semua”, ungkapnya.
Senada, Guru Besar Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan ULM Prof Dr dr Triawanti juga berharap program MBG dievaluasi, apakah sudah layak memenuhi gizi dan kebutuhan kalori sesuai dengan anggaran yang dialokasikan.
“ Harus dievaluasi untuk sasaran, kemudian untuk makanan yang diberikan apakah memang layak memenuhi gizi dan kebutuhan kalorinya dengan harga 10 ribu dipukul rata ke setiap daerah. Kan tidak sama semua daerah, ada yang mahal ada yang murah, jadi harusnya dihitung dulu berapa kalorinya bagaimana menunya baru ditetapkan harga harusnya seperti itu tidak nominalnya yang ditetapkan”, tutupnya.
Tim Liputan