Tokoh Pers Kalsel : Pers Kalsel di Tangan Djok Mentaya
DUTA TV BANJARMASIN – Huzai Junus Djok Mentaya kerap dikenal masyarakat dan wartawan dengan nama Djok Mentaya. Kiprahnya begitu gigih dan kerja keras dalam memajukan dunia pers di Kalimantan Selatan.
Menurut Thamrin Junus (2007) dalam catatan bukunya yang berjudul Djok Penakluk dari Sungai Mentaya menyebutkan, keberadaannya sangat penting bagi harian “Banjarmasin Post†yang berdiri pada tanggal 2 Agustus 1971 yang digawangi HJ Djok Mentaya sebagai Pemimpin Umum dan rekannya Yustan Aziddin, H Gusti Rusdi Effendi AR, dan Djohar Hamid.
Sebelum mendirikan media Banjarmasin Post, Djok aktif sebagai redaktur Mimbar Mahasiswa — koran kampus yang antara lain berfungsi sebagai corong KAMI di Universitas Lambung Mangkurat. Universitas tersebut merupakan tempat kuliah Djok yang terakhir, setelah sebelumnya sempat mengenyam bangku kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya.
Di Universitas Lambung Mangkurat pun, Djok tidak langsung ke jurusan sosial politik, tetapi lebih dahulu ke fakultas ekonomi. Bekas Ketua Presidium IPMI (Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia) Pusat ini memang pernah bekerja di Bank Indonesia Cabang Surabaya, tidak lama setelah ia keluar dari PT Pantja Niaga. Jauh sebelum itu semua, setelah lulus SMA di Banjarmasin, ia sempat mencoba jadi petinju, binaragawan, dan atlet angkat besi.
Bukan hanya itu saja, ternyata Djok juga aktif sebagai Gerakan mahasiswa khususnya di Kalimantan Selatan dalam menumbangkan Orde Lama dan PKI pada tahun 1966 bersama teman-temannya seperti Anang Adenansi, Djohar Hamid, Gt Rusdi Effendi AR, Alwi AS, Djebar Hafif, Usman Rifani, Syabdis, Hamidhan, Hatta Mazanie. Merekalah aktivis 66 yang ikut menentukan jalannya Orde Lama dibawah pimpinan Sukarno. Bahkan Djok dapat disebutkan sebagai ‘penerobos†bersama Anang Adenansi.
Sebagai corong untuk menyuarakan aspirasi mahasiswa dan masyarakat Kalimantan Selatan ketika itu mereka bersama-sama menerbitkan harian “Mimbar Mahasiswaâ€. Surat kabar yang semula terbit sekali seminggu dan kemudian tiga kali seminggu ini awalnya hanya berupa penerbita stensilan sebagai bulletin.
Dalam perjalanannya, di tengah kewenangan penguasa daerah saat itu, harian yang para pengelolanya bergabung dengan organisasi “Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia†IPMI dimana Djok menjadi Pimpinan Umumnya, seakan memberikan nuansa dan warna baru bagi persuratan kabaran di daerah kuhususnya Kalsel saat itu. Al hasil, dengan tekad kerja keras dan prinsipnya pers kian maju dan media pun makin berkembang di Kalsel.
Dan nama Djok mentaya pun sekarang ini, dijadikan nama di sebuah jalan pada kota Banjarmasin, guna mengenang dan menghormati jasa-jasa Djok dalam masa hidupnya.
Berbagai sumber