“SULUTAN DAN LEDAKAN ???”

BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, terdapat gejala sosial yang menarik di era teknologi informasi sekarang ini kalau dikaitkan dengan kajian kekerasan sosial “ledakan sosial” yang berujung pada kekerasan atau kerusuhan. Coba perhatikan masa-masa sebelum teknologi informasi suatu konflik yang terjadi disuatu tempat tertentu bisa dianalisa dengan struktur konflik “the bom”, bagaimana permasalahan kehidupan masyarakat yang menjadi amunisinya, bagaimana “cover” atau cara pandang masyarakat terhadap nilai-nilai kehidupan, bagaimana kristalisasi problem sosial yang membentuk sumbu ledakan, dan bagaimana suatu kejadian sosial yang sensitif yang menjadi pemantik api, sehingga pada saat pemantik api tersebut tersulut ke sumbu, maka terjadilan “booom” ledakan berupa “kerusuhan” sosial.

Sahabat ! dari struktur “the bom” tersebut terlihat dimana sumbu, pemantik dan cover serta amunisi itu berada dalam satu tempat artinya kalau terjadi ledakan, maka ledakan itu berada pada lokasi dimana terdapatnya ke empat struktur “bom” tersebut, sehingga kerusuhan sosialpun akan terjadi di lokasi atau tempat tersebut. Dengan kata lain, kalau antara sumbu, pemantik dan amunisi terpisah tempatnya, maka ledakan tidak akan terjadi.

Sahabat ! bagaimana dengan masyarakat kita sekarang ? masyarakat yang berada di era teknologi informasi yang menjadikan tempat-tempat di dunia ini menjadi satu dan tidak ada sekat lagi (borderless), maka sumbu, pemantik dan amunisi yang meledak itu tidak lagi terstruktur pada suatu tempat, seperti fakta “kerusuhan di Manokwari Papua” adalah ledakan yang sumbunya tersulut di Surabaya dan Malang. Oleh karena itu model analisa “the bom” telah mengalami perkembangan dan perubahan pada pola pemecahan antara satu kesatuan struktur tersebut.

Sahabat ! era masyarakat yang ledakan sosialnya terstruktur menyebar dibeberapa tempat ini sangat menyulitkan untuk memberikan analisa dan prediksi suatu permasalahan sosial terhadap ledakan sosial tersebut, oleh karena itu suatu masyarakat yang tenang dan damai, bisa saja meledak karena diakibatkan oleh sulutan sumbu di masyarakat yang lain dan akibatnya potensi ledakan sosial menjadi potensial kapan dan dimana saja bisa terjadi.

Sahabat ! menghadapi masalah ini ada dua pertanyaan mendasar yang harus kita jawab, pertama : kenapa masyarakat bisa tersulut oleh kejadian yang bukan di daerahnya, kedua : bagaimana antisipasi masyarakat untuk menghadapinya, agar bisa melakukan pencegahan.  Hal ini penting untuk direnungkan karena setiap terjadi ledakan sosial, maka yang mengalami dampaknya adalah di tempat ledakan sosial tersebut, dan bukan berada di tempat sulutannya, sehingga kerugian justeru dialami oleh masyarakat dimana ledakan sosial itu terjadi.

Sahabat ! terlalu panjang tulisan ini kalau mau menjawab dua pertanyaan itu, namun secara sekilas saya bisa mengatakan ada dua penyebab utama kita bisa tersulut oleh pemantik sumbu di lain tempat tersebut, yaitu sikap fanatis atau sikap ekstrem atau sikap radikal pada simbol tertentu yang menjadi ideologi sosial, budaya dan kultural kita.  Lihatlah ketersinggungan suku atau agama dari perilaku masyarakat diluar daerah kita dimaknai sebagai penghinaan yang harus dihakimi dan dilampiaskan pada masyarakatnya sendiri, solidaritas yang sesungguhnya reaksi sosial yang wajar diwujudkan dalam bentuk kekerasan sosial yang tidak wajar.

Sahabat ! kondisi ini sangat berbahaya bagi masyarakat kita, karena bisa saja kejadian di daerah lain tersebut berbeda situasi dan kondisinya dengan apa yang terjadi di daerah kita dan dengan latara belakang yang berbeda dan kemudian dipersepsikan sama dengan kondisi di daerah kita.  Untuk inilah perlu kesadaran di kita bahwa setiap peristewa yang terjadi disuatu daerah sesungguhnya memiliki keunikan sendiri yang tidak serta merta dipersepsikan sama dengan yang di daerah kita.  Pemahaman seperti ini bisa memberikan ruang berfikir bagi kita sebelum ikut memberikan reaksi sosial terhadap kejadian sosial yang ada di tempat lain.

Sahabat ! sudah saatnya kita memberikan “imun” kepada masyarakat kita agar tidak terjebak dalam reaksi radikal berbungkus solidaritas, karena kalau sampai terjadi kerusuhan sosial dimasyarakat kita, maka sesungguhnya masyarakat kita sendiri yang rugi, sementara ditempat sumbu itu tersulut tidak terjadi kerusakan.

DAN YANG LEBIH BAHAYA LAGI KALAU SUMBU DI DAERAH LAIN ITU SENGAJA DISULUT UNTUK MENGHANCURKAN PERSAUDARAAN DAN PERSATUAN KITA, SEMENTARA KITA TIDAK SADAR EKSTREMISME, RADIKALISME DAN FANATISME TELAH DISUSUPKAN DALAM KEHIDUPAN KITA.

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

#Semakintuasemakinbijaksana

#semakintuasemakinbahagia