Soal Pembatasan Adzan dan Logo Halal, Warga Diminta Tak Terprovokasi

Banjarmasin, DUTA TV — Anggota DPRD Kalsel H. Suripno Sumas, meminta warga didapilnya kota Banjarmasin, agar tak terprovokasi terkait persoalan pembatasan suara adzan yang merupakan statement dari menteri agama, termasuk logo halal yang baru dikeluarkan.

Hal itu ia sampaikan saat mensosialisasikan wawasan kebangsaan, membahas terkait moderasi keagamaan di Indonesia.

Menurutnya, jika warga terprovokasi kondisi itu berpotensi memecah belah umat islam yang tentu bertentangan dengan azas Pancasila. Jika itu terjadi, maka dikhawatirkan akan mengganggu keamanan serta stabilitas negara.

“Kenapa ini yang menjadi tema kami pertama kami ingin ini menjelang bulan puasa sekaligus juga melihat situasi kondisi di indonesia yang sekarang ini agak tidak kondusif khusunya dengan adanya info yang menjadi celah yang akan terjadi disintegrasi, maka kami selama tiga bulan ini dengan tiga kelompok berbeda akan memberikan penalaran terhadap moderisasi beragama di indoneisa ini jadi target agar yang menjadi ricuk gonjang ganjing selama ini khsusnya statment menteri agama baik terkait dgn azan label halal bisa dimengerti oleh para audiens hari ini,” kata H. Suripno Sumas, Anggota DPRD Kalsel.

Sementara, narasumber yang merupakan salah satu tokoh agama di banua, H. Mukhyar Sani mengaku, sosialisasi ini sangat bernilai positif karena Kalsel merupakan salah satu daerah yang agamis dan religious sehingga rentan dipecah belah karena isu-isu soal keagamaan.

“Awal kalau dilihat dari tujuannya mengapa tidak kita katakan positif memberi kesadaran besar pada warga pada umat untuk semua golongan agama bahwa persatuan dan kesayuam itu di atas segalanya kota bahak suku agama pulau tapi kita tetap dibawah bhinneka tunggal ika inilah yang namanya moderasi beraga masyarakat harus tahu itu,” ucap Dr. H. Mukhyar Sani, Mantan Dekan Fakultas Dakwan UIN Antasari Banjarmasin.

Selain terkait pembatasan suara adzan dan logo halal, legislator PKB ini juga berharap perbedaan penetapan awal ramadhan yang nantinya juga berpotensi terjadi termasuk hari raya idul fitri, tidak menjadi salah satu hal yang juga menjadi pemecah belah persatuan umat.

Reporter : Evi Dwi Herliyanti

Asiah

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *