Puluhan Tahun, Kue Khas Banjar Ala Bu Syarifah Laila Alhabsyi Tetap Eksis

Banjarmasin, DUTA TV — Salah satu khazanah kuliner kue khas banjar di bulan ramadhan ini, sudah lama digeluti Syarifah Laila Alhabsyi atau yang lebih dikenal Ibu Laila, yang beralamat di Jalan Teluk Tiram Darat Gang Delima, Kelurahan Teluk Tiram, Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Sejak pukul 04.00 wita, bu Syarifah Laila sudah mulai beraktivitas menyiapkan berbagai macam bahan untuk adonan membuat kue khas banjar yang biasa disajikan sebagai menu berbuka puasa tersebut di dapurnya.
Di pagi buta, sekalian menyiapkan makanan untuk sahur bagi keluarganya, ibu laila tampak tetap cekatan menyiapkan bahan-bahan yang tidak sedikit untuk membuat kue yang akan didagangkannya besok siang hingga sore bagi pemburu menu berbuka puasa.
Kue yang dibuat ibu Syarifah laila ini ada bermacam-macam, khususnya kue khas banjar yang lebih dikenal wadai baceper atau wadai sumapan.
Wadai dalam bahasa banjar artinya kue, sedang ceper adalah tempat kue kue itu dibuat atau loyang.
Dalam sehari belasan hingga puluhan loyang wadai ramadhan ini dibuat dia dan beberapa orang yang turut membantunya. Ada beberapa macam wadai ramadhan yang di buatnya diantaranya putri selat, kararaban, amparan tatak pisang, sari muka lakatan, bingka dan lapis hula hula.
Setiap dibuat, wadai khas ramadhan ini, satu sama lainnya juga mempunyai perbedaan dalam perlakuan dan pembuatannya, baik takaran, maupun bahan yang di gunakan.
Putri selat punya tiga lapisan dengan rasa yang berbeda. Kue yang satu ini memikat selera, secantik namanya. Kue basah ini terdiri dari tiga lapisan bahan utamanya dari tepung beras. masing-masing lapisan kue ini memiliki cita rasa yang berbeda.
Lapis paling bawah terbuat dari tepung beras, kelapa parut setengah tua, dan santan kental. Lapis pertama ini bercita rasa creamy dan wangi, berasal dari sari kelapa tampilannya berwarna putih. Lapis kedua terbuat dari tepung beras, terigu, gula merah, santan kental, telur, vanili dan garam. Rasanya manis legit dengan aroma khas wangi gula aren. Kararaban adalah kue basah tradisional khas kalimantan selatan lainnya.
Kue kararaban memiliki cita rasa manis dan berbau rempah karena menggunakan adas dan kayu manis. Kararaban biasanya hanya tersedia saat bulan ramadan sebagai takjil untuk berbuka puasa atau saat acara besar seperti hajatan.
Amparan tatak pisang termasuk wadai yang paling banyak dicari untuk teman berbuka puasa. Bahan dasarnya adalah tepung beras,santan,gula dan tentu saja pisang raja ataupun pisang talas. yang penting adalah bagaimana memasaknya agar lembut dan kenyal. Tidak terlalu keras, tapi juga tidak mudah hancur. Dari luar, wadai ini tampil sederhana, dominan warna putih. Diletakkan di dalam loyang bulat, kemudian ditatak-tatak (dipotong-potong) nama amparan tatak pisang pun sebenarnya diambil dari cara penyajiannya, hamparan yang ditatak atau di potong.
Dari samping, baru terlihat warna lain–warna kuning pisang manis yang menggoda.
Pembuat wadai ibu Syarifah Laila saat didampingi cucunya yuliana mengatakan kendala yang dihadapi saat ini adalah ketersediaan bahan pokok seperti kelapa yang langka dan mahal. Meski begitu, dirinya berharap bisa terus eksis membuat dan menjual kue banjar khas ramadan serta tetap mempertahankan kearifan local.
Selain aneka wadai sumapan di kedai bu syarifah ini ternyata ada wadai yang banyak digandrungi pembeli. Hula hula atau lapis hula hula merupakan wadai lapis yang dikukus seperti wadai lainnya. Keistimewaan wadai ini lebih lezat dan wangi kahas yang terasa yummy. Hula hula bahan bakunya lebih mengandalkan telur, susu dan santan kelapa. Biasa tersaji dengan varian rasa coklat dan vanila namun tak jarang ibu syarifah juga mengolah dengan varian rasa pandan yang berwarna hijau muda.
Reporter : Mawardi