Polisi Masih Selidiki Teror Bom di Rumah Pimpinan KPK

Kepolisian masih terus menyelidiki benda yang dicurigai sebagai bom molotov di rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M.Syarif, Rabu (9/1).

JAKARTA —  Rumah Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif yang terletak di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan dilempari benda yang diduga bom molotov, Rabu pagi (9/1). Ada dua botol berisi bahan bakar yang dilempar ke rumah Wakil Ketua KPK itu. Satu botol pecah dan botol lainnya utuh atau tidak pecah.

Selang beberapa jam setelah kejadian tersebut, di kediaman ketua KPK, Agus Rahardjo yang berada di Jati Asih, Bekasi, juga ditemukan benda yang mencurigakan.

Karopenas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo kepada wartawan mengatakan tim dari Polda Metro Jaya dengan bantuan dari Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri sudah diterjunkan ke lapangan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengumpulkan bukti.

Menurutnya, hingga kini polisi sudah menemukan pecahan botol, bekas asap dan api di kediaman Laode Syarif. Berdasarkan pantauan pengawas yang ada di rumah Laode Syarif, kata Dedi, terlihat orang mencurigakan di depan rumah sekitar pukul 01.00 dini hari.

Adapun di depan rumah Agus Rahardjo, ditemukan tas hitam, yang menurut informasi sementara berisi paralon.

“Tim yang sudah dibentuk oleh bapak Kapolda Metro Jaya fokus melakukan investigasi, melakukan pemeriksaan saksi yang ada di TKP. Juga back up dari Mabes Polri dari Densus juga akan membantu dalam rangka untuk tim ini bekerja secara efektif dan efisien,” kata Dedi.

Dedi juga menambahkan polisi maupun dari internal KPK terus melakukan penjagaan di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dan juga Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif. Dia juga mengatakan tidak ada korban dalam insiden di dua rumah pimpinan KPK itu.

Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo mendesak pihak kepolisian segera mengusut tuntas teror bom yang terjadi di rumah dua pimpinan KPK. Pelaku, tambahnya, harus segera ditangkap. Dia juga berharap kasus ini tidak dipolitisasi oleh pihak manapun.

“Saya kira ini sesuatu yang harus cepat diproses dan ditangani oleh kepolisian supaya tidak menjadi liar isunya. Konteksnya sekarang bisa ditarik kemanapun terutama ke politik,” kata Adnan.

Teror terhadap pimpinan maupun penyidik KPK bukan baru pertama kali terjadi. Sebelumnya, penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras ketika pulang dari masjid setelah sholat subuh. Hingga kini kasusnya belum juga terungkap bahkan pelakunya belum tertangkap. [fw/uh]

www.voaindonesia.com

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *