Poktan Cabai Hiyung ‘Ditantang’ Mampu Produksi Pupuk Organik

 

DUTA TV TAPIN – Belasan perwakilan Kelompok Tani (Poktan) cabai hiyung yang ada di desa Hiyung kecamatan Tapin Tengah, kabupaten Tapin, antusias mengikuti sosialisasi pembuatan pupuk organik yang digelar oleh Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura provinsi Kalimantan Selatan pada Selasa siang (24/09/2019).

Kegiatan tersebut selain bertujuan menghasilkan produk aman konsumsi juga sebagai upaya mewujudkan desa Hiyung menjadi desa pertanian organik kedepannya.

Sementara itu, dengan diberikannya sosialisasi tersebut diharapkan mampu mengubah pola pikir para petani akan dampak yang ditimbulkan bahan kimia dari pupuk yang selama ini mereka gunakan untuk tanaman cabai hiyung itu sendiri.

“Kita ingin merubah pola konvensional yang dulu sering menggunakan atau memanfaatkan bahan kimia, sekarang kita rubah untuk memanfaatkan lokal spesifik, artinya memanfaatkan yang alami tadi dikatakan oleh pak Deden, bahwa hasil produksi itu bisa dijamin untuk aman konsumsi dulu dan kedepannya nanti kita mengharapkan seluruh kelompok tani yang ada di desa ini bisa menerapkan teknologi ramah lingkungan ini, yang hasilnya tentunya sangat bermanfaat untuk kesehatan”, ujar Faulina balai perlindungan provinsi Kalsel.

Faulina balai perlindungan provinsi Kalsel

“Harapan kami dengan adanya acara ini semoga produk kami bisa diterima di pasar, karena secara umum kami telah melaksanakan kegiatan ini, semoga bermanfaat bagi kami untuk selanjutnya bisa kami kembangkan disini, sehingga nantinya produk kami benar-benar produk yang aman dikonsumsi, karena telah melakukan budidaya secara organik”, terang Deden Wahyudianto kabid Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tapin.

Deden Wahyudianto kabid Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tapin

Dengan petani menggunakan pupuk organik nantinya, selain dapat menghasilkan produk aman konsumsi juga dapat meningkatkan harga jual akan produk cabai hiyung itu sendiri, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengurangi biaya produksi kedepannya.

 

Reporter : Muhammad Irfansyah

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *