Pemkab Batola Gelar Rembuk Percepatan Penurunan Stunting
Banjarmasin, DUTA TV — Tertinggi se Kalimantan Selatan, pemerintah Kabupaten Batola menggelar temu rembuk percepatan penurunan stunting, Senin pagi(08/05) di Banjarmasin.
Dalam kegiatan ini turut hadir, BLKBN, Dinas Kesehatan, tim percepatan stunting provinsi dan kabupaten, kepala desa, kepala puskesmas, petugas gizi dan Forkopimda.
Di tahun 2022, kasus stunting atau anak gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, di Kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan, mengalami peningkatan, di banding kabupaten lainnya.
Bahkan kasus stunting di Kabupaten Batola tertinggi se-Kalimantan Selatan. Dari data, kasus stunting di Kabupaten Batola di tahun 2021, tercatat 32,4 %, kemudian naik di tahun 2022 menjadi 33,6% atau sekitar 2.246 balita yang mengalami gagal tumbuh atau mengalami stunting.
PJ Bupati Kabupaten Barito Kuala, Mujiyat mengatakan, meningkatnya kasus stunting ini dikarenakan beberapa hal, seperti, kurangnya asupan gizi pada ibu hamil dan anak, kurangnya air bersih, serta masih banyaknya jamban di sungai, dan masih banyak rumah tidak layak huni di Kabupaten Batola.
Sementara di tahun 2024 mendatang, pemerintah Kabupaten Barito Kuala, bisa menurunkan angka kasus stunting sesuai target provinsi di seluruh Indonesia yakni, di angka 14%.
Tim Liputan