Pedagang Pasar Tradisional Dituntut Berevolusi Ikuti Zaman

Banjarmasin, DUTA TV — Menjamurnya toko online membuat para pedagang di pasar tradisional mulai sepi pengunjung. Tak hanya menurunkan konsumen dan omset, kebanyakan pedagang juga mengaku terpaksa menutup dagangannya lebih awal dari kebiasaan.
Salah satu pedagang pakaian di Pasar Ahad Banjarmasin mengaku, dibanding beberapa tahun silam, keuntungannya kini bahkan menurun hingga lebih dari 50%. Yang ironisnya, ia tidak bisa ikut berjualan di platform online seperti kebanyakan pedagang lain saat ini.
Meski demikian, dia mengakui bahwa meskipun tidak memanfaatkan platform toko online, ia tetap berusaha mengikuti perkembangan teknologi dengan tetap mempromosikan dagangannya melalui aplikasi WhatsApp.
“Dampaknya sih ada pengurangan pengunjung, cuma kalau yang lebih ramai itu biasanya hanya hari Minggu. Kalau hari biasa, ya santai seperti ini, untung-untungan gitu. Kalau hari Minggu, pasti agak lumayan. Ada, pasti ada, itu lumayan berkurangnya, apalagi kan sejak corona banyak orang yang jual online juga. Di sini pasar memang lagi turun-turunnya. Kira-kira lebih dari 50% lah. Paling ya bikin status WhatsApp gitu, kalau yang untuk di Shopee tidak bisa, jadi masih tetap di offline aja. Lebih penting di offline sih. Kalau buka, tetap cuma untuk jam pulangnya lebih awal. Dulu buka dari jam 8 sampai jam 5 sore, sekarang jam 3 udah pada tutup,” kata Annisa, Penjual Pakaian di Pasar Tradisional.
Di sisi lain, ada pula pedagang yang akhirnya memutuskan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ikut berdagang di platform toko online juga. Mereka mengakui bahwa mengikuti perkembangan ini nyatanya memang menambah keuntungan bagi toko mereka.
“Kami untuk sekarang kan mengikuti zaman, jadi kami ikut di Shopee dan TikTok. Untuk sementara ini yang lebih aktif itu di Shopee aja. Setelah COVID, ada penurunan omzet , kalo dari toko kami sendiri hampir 30% lah turun dari biasanya. Kalau sejak COVID memang turunnya drastis, tapi untuk tahun ini sudah mulai meningkat, kira-kira 30% pendapatan kami menurun untuk yang offline. Kalau online, ya lumayan membantu. Semua orang kan larinya pada ke online, belanjanya. Untuk kami kira-kira 50%, belum stabil banget soalnya kami utamakan di offline, tapi untuk di offline sudah berkurang, gak kaya dulu lagi,” ucap Feny, Penjual Jilbab di Pasar Tradisional.
Diketahui, perkembangan teknologi memang menawarkan banyak kemudahan bagi penggunanya dalam berbagai hal, termasuk dalam bisnis jual-beli barang. Tak hanya murah karena bisa memangkas berbagai biaya, jualan online juga dipastikan menjangkau calon konsumen yang lebih luas serta tepat sasaran.
Reporter: Tsuraya Anisah





