Parade Kapal Hias Meriahkan Puncak Melarung di Pantai Pagatan

TANAH BUMBU, DUTA TV — Ribuan pengunjung memadati Puncak Laut Mappanretasi 2025 di Pantai Pagatan, Sabtu (10/5) siang. Mereka antusias menyaksikan sekaligus mengikuti prosesi tradisi melarung ke tengah laut dengan menumpangi ratusan kapal hias berbagai ukuran. Konvoi kapal yang mengawal sandro (tokoh adat) ini menambah semarak kegiatan yang dikenal dengan sebutan Massorong Olo.

Parade kapal hias dimulai dari dermaga Pantai Pagatan. Ratusan kapal milik nelayan setempat beriringan mengelilingi dan mengawal perahu besar yang ditumpangi sandro, yang memimpin ritual pelarungan.

Kapal-kapal ini berlayar menuju tengah laut Pagatan, lokasi prosesi pelarungan sesajen dan doa bersama. Saat ritual berlangsung, kapal hias mendekat dan membentuk lingkaran, mengelilingi perahu utama di tengah.

Setiap kapal hias bermuatan belasan hingga puluhan penumpang, mulai dari nelayan, warga lokal, hingga wisatawan. Beberapa di antaranya tampak mengenakan busana adat, seperti pakaian khas Bugis Pagatan dan etnis lainnya. Wisatawan pun turut larut dalam kegembiraan menyambut puncak pesta laut ini.

Sementara itu, dalam kapal utama yang membawa sandro, turut hadir Ketua Lembaga Adat Ade Ogi, pemangku adat, perwakilan Pemerintah Kabupaten, Camat, hingga para kepala desa di Kecamatan Kusan Hilir. Parade kapal hias ini disebut sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat pesisir maupun dari luar daerah dalam meramaikan Puncak Laut Mappanretasi.

Di sisi lain, Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif, dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara adat ini bukan sekadar seremoni atau pertunjukan budaya semata, tetapi bentuk penghormatan kepada leluhur, alam, dan Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Melestarikan budaya bukan hanya menjaga apa yang tampak secara fisik, tetapi juga menjaga makna, nilai, dan semangat di baliknya. Karena itu, saya mengajak semua untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi pewaris dan pelaku aktif dalam pelestarian budaya ini,” ujarnya.

Tim Liputan