BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, di era tahun 80 an terdapat lagu populer yang dinyanyikan A.Rafiq judulnya “pandangan pertama”, yang menceritakan bagaimana seseorang jatuh cinta pada pandangan pertama, tentu lagu ini muncul di era bertemu atau berjumpa secara langsung (istilah Banjar = Badapatan) sehingga situasi dan kondisi saat itu yang namanya pandangan pertama benar-benar pertama melihat bagaimana bentuk dan rupa seseorang. Barangkali agak berbeda jika dibandingkan dengan pandangan pertama dimasa teknologi informasi sekarang, yang mana bentuk dan rupa sosok dan wajah seseorang sudah atau sering bisa lihat di media sosialnya.
Sahabat ! di era perkembangan pertelivisian mulai marak, muncul lagi tagline suatu iklan produk “pandangan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda”, lagi-lagi sebuah tagline yang menarik untuk mengungkapkan seolah-olah yang namanya pandangan pertama itu adalah sesuatu yang luar biasa dan bisa membuat kita tergoda dan jatuh hati, mengapa dan benarkan ada semacam “magnet” dalam “pandangan pertama” tersebut.
Sahabat ! lantas kalau dikaitkan dengan misteri siapa dan bagaimana sebenarnya “jodoh” kita, pertanyakanlah “apakah orang yang menjadi pasangan hidup kita itu jatuh hatinya terjadi pada pandangan pertama yang berarti pada pertemuan pertama lantas kemudian menjadi pasangan hidup ?”, atau “apakah sahabat jatuh hati pada seseorang yang sudah sering bertemu dan berarti sudah sering memandang kemudian anda tertarik yang akhirnya menjadi pasangan hidup ?” atau “apakah pasangan hidup anda sekarang adalah orang yang tiba-tiba saja menjadi pasangan anda, seperti karena dijodohkan ?”, untuk itu silahkan sahabat menjawab dan merenungkannya.
Sahabat ! tentu terlalu panjang kalau hal tersebut kita bahas satu persatu, tapi yang menjadi point bagi saya adalah “kenapa pandangan pertama, atau kedua atau kesekian kalinya” itu kemudian menjadi anda tertarik dengan seseorangan ? apakah karena kecantikan atau ketampanannya ?, apakah karena tutur katanya yang lemah lembut ?, atau apakah karena seseorang itu penuh perhatian, apakah karena kekayaannya ? dan seterusnya. Semua itu tentu sahabat sendiri yang juga bisa menjawabnya, namun adakah diantara sahabat mengalami PADA SAAT ANDA MEMANDANGNYA (baik pada saat pandangan pertama atau pandangan berikutnya) ANDA TERTUNDUK KARENA TIDAK MAMPU MENATAP BOLA MATANYA, dan seterusnya anda menjadi “jatuh hati” atau “terkesan” ?
Sahabat ! yang pasti dalam berbagai kesempatan saya mengingatkan agar sahabat tidak meremehkan pandangan pertama, alasannya (a) pandangan pertama akan membentuk kesan pertama tentang diri kita, (b) pandangan pertama adalah pintu masuk kepada pandangan selanjutnya, (c) pandangan pertama menciptakan sinyal “chemistry” nyambung tidaknya secara personal terhadap seseorang. Oleh karena itulah saya merokemendasikan adanya persiapan atau latihan untuk memiliki “tatapan yang tajam” saat terjadinya kontak pada pandangan pertama tersebut.
Sahabat ! dalam posisi saya sebagai public speaking, sering saya katakan bahwa masalah pandangan ini adalah bagian dari seni berkomunikasi, oleh karena itu prinsip komunikasi selalu saja ada “pesan” yang disampaikan dari pihak satu kepihak lainnya, dari sinilah posisi seseorang yang ingin menyampaikan pesan tidak hanya membekali diri dengan pilihan kata dan cara bertuturnya, akan tetapi juga bagaimana gestur kita saat bertutur tersebut, salah satunya adalah “pandangan mata”. Bayangkan sahabat tampil di depan umum, maka semua mata tertuju kepada sahabat, maka sahabatpun harus mengarahkan tatapan mata ke semua hadirin yang ada, dan disinilah kualitas tatapan sahabat  diuji, artinya secara ideal tatapan yang keluar dari sinar mata sahabat adalah tatapan dari bola mata yang tajam untuk menyambut semua tatapan yang ditujukan kepada sahabat tersebut.
Sahabat ! tatapan yang tajam dapat diperoleh dengan cara latihan bola mata, seperti membuat lingkaran dalam bentuk lingkaran obat nyamuk dan kemudian ditempel didinding, lingkaran itu setiap hari dilihat dengan mengarahkan pandangan ke titik luar, mengikuti lingkaran sampai titik tengah atau titik lingkaran kecil yang menjadi ujung dalam lingkaran dan sebaliknya, dilakukan berulang-ulang sampai jangka waktu 30 40 hari, maka insyaallah hasilnya tatapan kita akan lebih tajam. Tatapan yang tajam inilah dalam suatu komunukasi menjadi seni untuk mempengaruhi dan menyampaikan pesan secara mendalam dan “berkesan”, sehingga suatu pesan yang sebenarnya “biasa-biasa” saja, akan menjadi hal yang “luar biasa”.
Sahabat ! saya punya keyakinan “pandangan pertama” akan mengesankan dengan syarat diikuti oleh gestur atau tutur yang baik dan menyenangkan serta perilaku yang sesuai antara apa yang dikatakan dengan apa yang diperbuat.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.
#Semakintuasemakinbijaksana
#semakintuasemakinbahagia