Mengintip Konsep Transportasi di Ibu Kota Baru

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk pertama kalinya meninjau lokasi calon ibu kota baru tersebut setelah ditetapkan Jokowi pada Agustus 2019 lalu.

Bersama dengan Gubernur Kaltim Isran Noor, Budi Karya meninjau lokasi calon ibu kota baru tersebut menggunakan helikopter. Dari dalam helikopter, mantan Dirut Angkasa Pura II (AP II) tersebut menyisir lahan dari Balikpapan hingga ke Samboja, Kutai Kartanegara.

Selain itu, Budi Karya juga menyusuri perairan Penajam Paser Utara (PPU) dari pelabuhan Balikpapan Coal Terminal selama kurang lebih dua jam.

“Kita memotret beberapa titik-titik potensial untuk dijadikan ibu kota. Ada sekitar 250.000 Ha yang akan dijadikan ibu kota, di mana ada 2.000 Ha yang akan dikembangkan sebagai pusat pemerintahan. Kita harus cari titik itu karena kita harus pastikan kalau itu jadi titik pemerintahan, maka aksesibilitas ke kota itu dan ke kota yang lainnya harus dekat,” kata Budi Karya saat ditemui di Balikpapan, Kamis (19/9/2019).

Pihaknya telah menyiapkan konsep smart city smart mobility untuk menunjang konektivitas di ibu kota baru nanti. Beberapa moda transportasi massal telah disiapkan rencana pembangunannya, mulai dari Moda Raya Terpadu atau Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), Bus Rapid Transit (BRT), hingga ART atau autonomous rail transit.

“Harus eco friendly karena ini adalah kota masa depan. Kita harus bangun kota yang berkelanjutan. Pergerakan semaksimal mungkin pakai angkutan massal,” katanya.

Moda transportasi massal yang dibangun juga tak hanya berbasis darat. Lokasi calon ibu kota baru yang dekat dengan wilayah pesisir memungkinkan dibangunnya infrastruktur konektivitas perairan.

Di ibu kota baru, angkutan massal akan menjadi prioritas sebagai sarana transportasi. Karena berbasis lingkungan, angkutan massal yang dibangun nantinya akan menggunakan listrik yang sumbernya ramah lingkungan.

Budi Karya mengatakan, pra sarana transportasi pertama yang akan dibangun nantinya adalah rel dan jalan. Kedua pra sarana tersebut dianggap penting untuk mobilitas awal untuk sebuah kota baru.

 

https://finance.detik.com

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *