Lahan Reklamasi Dimanfaatkan Adaro Untuk Pelestarian Lingkungan

BALANGAN, DUTATV.COM – Di kawasan pasca tambang milik PT. Adaro Indonesia di daerah Paringin Balangan ini, para Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Selatan diajak berkeliling melihat lebih dekat lokasi reklamasi lahan bekas tambang, Senin (11/4).

Di lokasi ini, tidak ada yang menyangka jika sebelumnya merupakan daerah eksploitasi pertambangan batubara. Lahannya yang berbukit ditumbuhi hutan lebat dengan jejeran pohon dengan beragam ukuran. Di lembah hutan reklamasi itu terdapat danau pasca tambang yang cukup jernih. Beberapa spesies ikan tawar hidup dengan jumlah ribuan di kolam tersebut.

Ikan Nila, Pipih, Gurame dan Papuyu hidup dalam jumlah yang besar di danau ini. PT Adaro Indonesia menunjukan bahwa penanganan reklamasi yang baik memulihkan lahan eks tambang batu bara.

“Agar kualitas air danau bisa sebaik ini, maka area tangkapan hujan di sekitar danau mesti dalam kondisi baik. Sehingga limpasan air ketika hujan tidak merusak kualitas air danau,” jelas Didik Triwibowo, Deputy Division Head QHSE PT Adaro Indonesia.

PT Adaro Indonesia salah satu kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang melakukan kegiatan eksplorasi dan penambangan batubara di Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan, tampak dalam kegiatan pertambangannya telah melakukan upaya produktif di lahan eks tambang dengan melakukan reklamasi dan memanfaatkannya menjadi wilayah ekowisata.

“Kita manfaatkan sebagian sebagai kolam budidaya ikan dan sisanya dimanfaatkan sebagai model hutan konservasi keanekaragaman hayati,” ucap Djoko Soesilo Devision Head Community Relations and Mediation PT Adaro Indonesia saat mendampingi kunjungan Pengurus PWI Kalsel tersebut.

Selain itu, rombongan juga dibawa mengunjungi Nursery PT Adaro Indonesia yang masih berada di dalam kawasan tambang. Tempat itu merupakan laboratorium dan pembibitan sejumlah pohon yang merupakan vegetasi asli kawasan tersebut. Mereka membaginya ke dalam dua kelompok, yakni fast growing seperti pohon Pinus, Akasia, Sengon, Mahoni, Trembesi dan lainnya. Kemudian low growing yang antara lain terdiri dari Pohon Ulin, Meranti dan sebagainya.

“Untuk di Nursery ini saja misalnya, kita ada 3000 ribu bibit Pohon Ulin yang berusia 5 hingga 8 tahun. Sedangkan yang kita tanam sudah ada 100 pohon lebih. Belum lagi di 3 Nursery lain yang berada di bawah PT Adaro Indonesia,” jelasnya.

Total ujarnya, hanya untuk di Nursery yang didatangi Pengurus PWI Kalsel pihaknya membiakan 50 jenis tanaman dengan total mencapai 250.000.

Djoko menjelaskan komitmen Adaro dalam melakukan reklamasi terus dilakukan meskipun seyogyanya reklamasi dilakukan pada saat masa operasional tambang berakhir. Namun di Adaro, proses reklamasi tambang dilakukan berbarengan dengan masa operasional tambangnya. Sehingga ujarnya disatu sisi mereka tetap melakukan penambangan batu bara. Di sisi lain mereka juga terus berupaya melakukan reklamasi.

Padahal menurutnya, seyogyanya reklamasi dilakukan pada saat masa operasi berakhir. Namun Adaro memilih melakukan reklamasi bersamaan dengan masa operasi.

Rombongan juga diajak berkeliling area reklamasi lain di wilayah Kabupaten Tabalong. Sepanjang jalan laksana menembus hutan rimbun hingg mencapai puncak elevasi tertinggi.

Di puncak reklamasi seluas 150 hektar itu juga terdapat danau kecil yang bersanding dengan lapangan golf. Tersedia beberapa stik golf di sana untuk sekadar membuang penat.

Sementara itu Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie yang memimpin rombongan mengatakan cukup mengapresiasi sejumlah langkah yang dilakukan oleh PT Adaro Indonesia untuk memulihkan ekosistem pasca tambang. Ia berharap hal itu dilakukan secara serius sehingga tidak meninggalkan kerusakan bagi generasi mendatang.

Helman

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *