Lahan Diserobot, Warga Desa Bekambit dan Desa Bekambit Asri Unjuk Rasa

Kabupaten Kotabaru, DUTA TV — Puluhan warga dari Desa Bekambit dan Desa Bekambit Asri Kecamatan Pulau Laut Timur Kabupaten Kotabaru, Senin (10/11) tadi melakukan unjuk rasa.
Aksi yang juga diikuti LSM dan organisasi mahasiswa ini diawali dengan long march dari Siring Laut menuju DPRD Kabupaten Kotabaru.
Unjuk rasa dilatari persoalan lama yang tak kunjung selesai, yakni dugaan penyerobotan lahan oleh sebuah perusahaan tambang.
Penyerobotan terjadi melalui pembatalan secara sepihak 414 sertifikat tanah milik warga yang berada di kawasan transmigrasi dan diklaim belum diganti rugi hingga sekarang.
Selain itu, juga ada masalah pengalihan jalur sungai yang baru-baru ini dilakukan untuk kepentingan jalan tambang. Hal ini dituding menyebabkan lahan pertanian masyarakat banjir serta mengganggu aktivitas nelayan.
“Tuntutannya sungai harus dikembalikan sebagaimana fungsi awal, terkait lahan harus diganti rugi, sertifikat masih di tangan masyarakat, kalau klaimnya sudah ganti rugi itu diganti rugi ke siapa,” ujar Wahid Hasyim, Koordinator aksi.
“Lahan keluarga saya di sana sertifikatnya masih kami pegang, pajaknya kami bayar tiap tahun, kemudian penutupan sungai ada tiga alur sungai yang dijadikan satu sehingga kapasitas airnya tidak menampung,” tambah Suherman, warga lainnya.
Usai unjuk rasa, ketua dan sejumlah anggota DPRD Kabupaten Kotabaru mengajak warga duduk bersama di ruang rapat gabungan untuk mendalami persoalan. Perusahaan dan instansi pemerintah yang terkait juga diundang dalam pertemuan ini namun tidak datang sehingga pemanggilan dijadwalkan ulang pekan depan.
“Karena banyak yang tidak hadir maka kami jadwalkan ulang tanggal 17, mudah-mudahan nanti perusahaan, Dinas PUPR, Dinas LH bisa menjelaskan persoalan yang menjadi tuntutan warga,” ungkap Suwanti, Ketua DPRD Kabupaten Kotabaru.
Sementara itu, persoalan dugaan penyerobotan lahan yang diadukan warga sudah bergulir sejak 2019. Mediasi dengan perusahaan dan berbagai upaya penyelesaian lain sudah beberapa kali ditempuh, namun belum ada titik terang.
Reporter: Nazat Fitriah





