Kenalan Yuuk Dengan Tradisi Kalimantan Selatan Yang Satu Ini “Bapandung”

Kalimantan selatan memiliki kesenian dan budaya yang beragam. Kesenian tradisional Banjar adalah suatu hasil ekpresi hasrat manusia akan keidndahan dengan latar belakang tradisi atau sistem budaya masyarakat pemilik kesenian itu. Dalam karya seni tradisional tersirat pesan dari masyarakat banjar berupa pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai dan norma. Mulai dari tari tarian, lagu daerah, permainan tradisional, hingga ragam kesenian bertutur bahasa banjar.

Seiringnya perkembangan zaman, kesenian ini mulai terlupakan.  Bahkan anak anak zaman sekarang tidak mengetahui betapa berharganya kesenian yang dimiliki Kalimantan Selatan. Ragam kesenian rakyat dengan bahasa banjar yang dikenal seperti Lamut, Madihin Dundam dan Madihin. Namun selain kesenian itu ada pula kesenian bertutur yang mulai terlupakan dan jarang ditemui masyarakat, yaitu bapandung.

Pandung artinya menirukan tingkah laku. Bapandung adalah salah satu seni teater tradisional dari Kalimantan Selatan yang hampir punah. Bapandung berkembang dalam masyarakat suku Banjar Hulu di Kabupaten Barito Kuala. Seni ini mulai di pertunjukan oleh seorang petani di Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala pada awal tahun 1960an.

Teater bapandung ini berupa monolog yang menggunakan bahasa Banjar. Namun, bapandung ini berbeda dengan bercerita bahasa banjar. Kalau bercerita pemain sebagai objek penikmat kisah sedangkan bapandung lebih ke seni keterampilan bercerita seperti menirukan tingkah laku seseorang. Pemain bapandung disebut juga pandung, seorang pandung pun bebas ingin menunjukan apa yang ingin disampaikannya.

Tokoh dalam bapandung atau pandung ini sendiri biasanya menggunakan pakaian sehari hari dalam pentas dan tidak banyak menggunakan properti tambahan.

Seiring berkembangnya zaman kini tokoh seniman Bapandung atau pamandungan yang tersisa di Kalimantan Selatan hanya satu orang yaitu Abdussyukur Mh.

Yuuk kita sebagai generasi muda mengenal dan mulai mempelajari kesenian bapandung biar kesenian ini tidak tergerus oleh zaman. Kalau  bukan kita siapa lagi ? Kesenian bapandung bukan hanya tampil di panggung loh .. bisa juga Ibu ke anaknya..

 

Penulis: Nurul Fatia
IG: @Nfatya

Helman

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *