Kemenag Tala Akan ‘sidak’ Ponpes Untuk Keamanan Santriwati

Tanah Laut, DUTA TV — Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanah Laut, memberikan perhatian serius atas kasus pencabulan oleh seorang oknum ustadz terhadap korban santriwati di Pondok Pesantren Nurul Muhibbin.

Dikarenakan jika salah dalam standar operasional prosedur atau SOP keamanan Pondok Pesantren, maka justru berpotensi disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab.

Kepala Kemenag Tanah Laut Saipudin berharap, pengurus Ponpes lebih disiplin dalam penerapan keamanan bagi santriwati atau santri putri. Dia menghimbau, alangkah baiknya jika pengasuh santri putri, ditangani oleh ustadzah dan tidak melibatkan ustadz ataupun santri putra.

Saipudin juga menegaskan, jika dalam waktu dekat jajaran Kemenag Tanah Laut akan melakukan sidak, untuk memantau dan membenahi penerapan SOP keamanan bagi santriwati di Pondok Pesantren.

“Bagi Ponpes yang ada santri putri ada yang lemah dalam penerapan SOP , bisa berpotensi disalahgunakan. Benahi SOP disiplinkan penerapan SOP , misalkan Ponpes yang bagus yang terkait ada santri putri semuanya ustadzah ( perempuan ) jangan ada indikasi kalo ada santri putra dengan dalih keamanan akan merasa terganggu santri perempuan , kami akan turun kelapangan untuk penerapan SOP . Yang kedua komitmen ponpes yang membuka program santri perempuan harus ada kesiapan mampu atau tidak , sebaiknya dipertimbangkan . Rencana akan sidak untuk keamanan dan SOP,” kata Saipudin

Sementara itu, Pimpinan Ponpes Nurul Muhibbin Guru Usfia Rusdi menyayangkan oknum terduga sempat mengatasnamakan dan mengaku mendapat mandat dari abah guru sebagai pengawas di putri. Sehingga dalih tersebut justru dimanfaatkan pelaku dengan mengelabuhi petugas keamanan pondok atau security, agar bisa membawa korban keluar pondok pesantren.

“Waktu pendirian (pondok) dia belum masuk ,setelah lama karena guru melihat dulu dia ga punya kerjaan , terus guru ajak hakunkah bantui guru disini, namun keaktifannya kurang . Tapi tidak ada tertulis tapi cuma karena bentuk penghargaan , lalu meanggap sebagai pimpinan , tidak menyangka orang yang diberi kepercayaan justru khilaf , kenapa bisa terjadi karena membawa nama guru,” ucap Guru Usfia Rusdi

Pimpinan Pondok Pesantren juga mengklarifikasi pemberitaan sebelumnya, jika oknum terduga yang sembat santer diisukan sebagai kepala sekolah di Ponpes Nurul Muhibbin itu tidak benar. Dikarenakan yang bersangkutan sebelumnya hanya diberi kewenangan untuk membantu pengasuhan bagi santri putra

Reporter : Suhardadi

Asiah

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *