Indonesia Krisis Tenaga Apoteker, UNISM Buka PSPPA

Banjarmasin, Duta TVWilayah bagian timur Indonesia termasuk Kalimantan Selatan disebut masih kekurangan tenaga apoteker. dari sekitar 300 ribu tenaga apoteker yang dibutuhkan sesuai rasio jumlah penduduk, Indonesia masih kekurangan 200 ribunya.

Data itu diungkapkan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia, dimana jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 275 juta jiwa, masih tidak sebanding dengan ketersediaan tenaga apoteker yang mumpuni.

Pasalnya, disebut ketua pengurus ikatan apoteker Indonesia, saat ini IAI masih hanya beranggotakan 100 ribu orang. mengatasi hal itu, Universitas Sari Mulia Banjarmasin, resmi membuka program studi pendidikan profesi apoteker, Jumat pagi (16/02).

Selain menjadi solusi menutupi krisis tenaga apoteker di Banua, prodi ini juga mempermudah masyarakat yang ingin mengenyam pendidikan profesi apoteker dengan minim biaya, karena tak harus jauh-jauh bersekolah hingga ke pulau jawa.

“supaya nanti anak-anak Banua bisa bersekolah di daerah Banjarmasin aja karena biayanya lebih banyak kita membantu mencerdaskan menambah kualitas dan mutu lulusan kita anak-anak Banua seperti dibilang pak Wakil Walikota mudahan kami bisa mewujudkan membuka pabrik dengan memakai kekayaan lokal kekayaan alam dan nama  Banua dan Sari Mulia akan terangkat dan kualitas terus kita jaga” Ucap Dr. Hj. Rr Dwi Sogi Sri Redjeki selaku Rektor Universitas Sari Mulia.

“Farmasi sudah beberapa waktu yang lalu direncanakan tapi terbentur sama tenaga ya tapi kan tadi disampaikan kalau tenaga harus kita siapkan dan mungkin kami sedang menyiapkan juga fakultas kedokteran juga terbentur dengan aturan harus sekian dokter dan spesialis yang menunjang kita masih menyiapkan ini pendaftarnya 360 lebih yang kita terima hanya 30.” Ucap Aizar Djainal Soedarto selaku Ketua Yayasan Indah Banjarmasin.

”Tentu kami merasa bangga bersyukur di kota Banjarmasin khsususnya UNISM alhamdulillah luar biasa telah meresmikan profesi apoteker ini kan biasanya profesi satu tahun rata-rata S2 karena ini keahlian karena farmasi jadi apoteker ini untuk menunjang kualitas menambah profesi mereka betul-betul masalah keapotekeran kita inginkan apa yang menjadi kebutuhan kita di Banjarmasin dan saya harapkan mereka punya pabrik karena kita ketergantungan bahan kimia dari luar negeri luar biasa jadi dengan adanya kemajuan tekhnologi dan SDM sdh belajar kesana mungkin kita bisa punya pabrik sendiri jadi tidak ketergantungan lagi” Ucap Dr. Ir. H. Arifin Noor, Wakil Walikota Banjarmasin.

Peresmian prodi pendidikan profesi apoteker ini ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh ketua Yayasan Indah, yang diserahkan kepada Wakil Walikota Banjarmasin. peresmian juga diisi dengan seminar kuliah pakar bersama Ketua Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Noffendri Roestam, serta Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Yandi Syukri.

Reporter: Evi Dwi Herliyanti

Redaksi

Editor & Uploader

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *