Gagal Ginjal Meningkat, Pasien Cuci Darah Capai 300 Orang Perbulan

Banjarmasin, DUTA TV — Penderita gagal ginjal dari tahun ke tahun terus meningkat. Data RSUD Ulin Banjarmasin, jumlah pasien cuci darah yang saat ini harus dilayani perbulannya mencapai 300 orang.

Bukan hanya diderita orang dewasa, penyakit ginjal kronik juga merambah ke anak-anak. Namun, gagal ginjal yang diderita anak-anak disebut bukan karena konsumsi obat sirup penurun demam, melainkan kebanyakan dari penyakit bawaan hingga terjadi komplikasi.

Saat peringatan hari ginjal sedunia, Direktur RSUD Ulin Banjarmasin menyebut, gagal ginjal merupakan satu dari empat penyakit tidak menular dengan biaya paling besar yang harus dikeluarkan pemerintah selain kanker, stroke dan jantung.

“Penggunaan dana terbesar untuk biaya pengobatan yang ditanggung pemerintah salah satunya adalah gagal ginjal kita tahu bahwa ada 4 besar penyakit yang mengeluarkan biaya besar kanker jantung, stroke ginjal dari acara ini kita menyampaikan ke masyarakat sayangilah ginjal kedua bila ada penyakit bisa permanen tak bisa disembuhkan ketiga biayanya mahal berikutnya yang jadi beban masyarakat lain penting mencegah sebelum sakit itu tujuan kita acara ini supaya jadi pengingat masyarakat tahu mencegah merawat memelihara ginjal dan masyarakat tahu bagaimana ciri-ciri sakit supaya tidak makin parah dan gagal ginjal,” kata Dr.dr.Izaak Zoelkarnain Akbar, Direktur RSUD Ulin Banjarmasin.

“Untuk tren peningkatan pasien dengan penyakit ginjal kronik terus meningkat angkanya RSUD Ulin sendiri kami hampir 300 pasien cuci darah dalam satu bulan mereka rutin cuci darah ada 2 kali seminggu tiga kali seminggu anak-anak juga ada tp penyakit bawaan. Sejauh ini laporan di daerah tidak ada yang melaporkan karena sirup yang rentan usia antara 40 tahunan sampai dengan 60 tahun karena penyakit ginjal ini lanjutan diabetes melitus hipertensi jadi kalau tak teratasi bisa jadi lanjutan penyakit tersebut,” kata  Dr. Enita Rakhmawati Kurniaatmaja, Kepala Instalasi Hemodialisis RSUD Ulin Banjarmasin.

Dalam moment hari ginjal sedunia, salah satu pasien cuci darah berpesan agar masyarakat menjaga pola makan dan hidup sehat, terutama menghindari konsumsi makanan serta minuman instan. Mengingat dirinya yang sudah tiga tahun harus bolak balik rumah sakit untuk cuci darah dalam dua kali sepekan, sulit untuk beraktifitas.

“Terimakasih artinya ada perhatian dari pemerintah terhadap pasien ginjal sudah 3 tahun setengah seminggu dua kali setiap selasa kemis ada 4 jam sekali awalnya kalau bernafas sesak agak berat setelah dibawa ke IGD ternyata kaliumnya tinggi ada pelemahan fungsi ginjal ya hipertensi macam-macam pasien disini. Cukup sulit kita kan masih bekerja pagi kita nyuci habis itu kita bekerja lagi,” ucap Sadikin, Pasien Cuci Darah.

Selain mengedukasi masyarakat, peringatan hari ginjal sedunia juga diisi dengan penberian bingkisan kepada pasien gagal ginjal yang melakukan rutinitas cuci darah di ruang hemodialisis Kamis pagi, oleh jajaran dharma wanita RSUD Ulin dan TP PKK Kalsel. Selain itu juga digelar seminar awam deteksi dini penyakit gagal ginjal, yang menjelaskan ciri-ciri serangan penyakit tersebut diantaranya urine berbusa, mata, kaki atau tangan mengalami pembengkakan dalam jangka waktu cukup lama, sesak nafas dan mudah lelah.

Reporter : Evi Dwi Herliyanti

Asiah

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *