Dibantu Pemerintah, Penderita Thalasemia Diingatkan Lakukan Kontrol Rutin

Banjarbaru, DUTA TV — Mahalnya biaya pengobatan, membuat tak sedikit penderita Thalasemia di Kalsel enggan melakukan kontrol rutin ke rumah sakit. Sedangkan, penyakit tersebut mengharuskan penderitanya untuk rutin melakukan transfusi darah setiap bulan seumur hidup.
Hal itu diungkapkan konsultan hematologi-onkologi anak dokter harapan parlindungan, dalam kegiatan program kemitraan bertema penata-laksanaan penanganan thalasemia di rumah sakit daerah Idaman Banjarbaru. Padahal, ia menyebut saat ini pemerintah memback-up seluruh biaya pengobatan dan transfusi darah melalui BPJS termasuk biaya obat penetralisir yang sebulannya mencapai Rp 9.000.000,-.
Ia berharap, penderita thalasemia tak perlu khawatir untuk melakukan pengobatan. Hanya saja, saat ini pihak rumah sakit sendiri kerap terkendala ketersediaan darah menyusul tingginya angka Covid-19.
“Di Kalsel cukup banyak ratusan, sementara di Banjarbaru terdata di kami Thalasemia beta mayor 50 minornya lebih tapi yang control teratur setiap bulan sekitar 50 orang Thalasemia beta mayor. Bagus sekali pemerintah kita harus berterimakasih dari pemerintah sebelumnya karena mereka dapat bantuan pengobatan zalasi besi yang mahal sekali untuk menetralisir besi berlebih karena transfuse darah obat ini sekitar 7-9 juta sebulan dibantu pemerintah secara langsung selain BPJS untuk perawatan RS dan transfuse darah,” kata Dr. dr. Harapan Parlindungan, Konsultan Hematologi-Onkologi Anak.
Kegiatan kolaorasi antara Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel dan organisasi profesi persatuan ahli teknoloi laboratorium medik indonesia atau Patelki ini adalah bentuk pengimplementasian dan pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat atau Germas.
“Jadi kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat kolaborasi Dinkes Provinsi organisasi profesi pateljki politeknik kemenkes Banjarmasin dalam mengimplementasikan dan membudayakan germas banua dengan sasaran keluarga thalassemia. Seperti yang di ketahui mereka sangat membutuhkan dukungan kita sejatinya mereka sehat tapi karena ada kelainan dalam tubuh mereka perlu support luar biasa dari berbagai instansi. Selamainicukupbesarcuman kami melihat anak-anak masih masa pertumbuhan dukungan moril diperlukan karena ini seumur hidup dirawat seperti itu,” ujar Haitami, Ketua Patelki Kalsel.
“Saya piker seperti tadi yang sudah disampaikan bahwa semua kebanyakan masyarakat yang menderita thalassemia terkumpul di RS di Idaman Banjarbaru saya piker insyallah dukungan dari pemerintah terhadap pemerintah terus berlanjut insyaallah, mudahan kita bisa menjadikan thalassemia tidak hanya pengobatan kepada penderita saya berharap kedepan ada kegiatan yang bisa mensosialisasikan ada Tindakan preventif kepada calon pengantin untuk meminimalisir adanya penderita thalassemia ini,” ucap Vivi Mar’i Zubedi Aditya Mufti Ariffin, Ketua TP PKK Kota Banjarbaru.
Kegiatan ini sendiri diisi dengan penyuluhan, edukasi pengunaan masker dan cuci tangan yang benar serta pemeriksaan ferittin kepada para penderita thalassemia.
Reporter : Evi Dwi Herliyanti