CATATAN

JUM’AT, 17 AGUSTUS 2005 (tahun Meiji)

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

DIHAYATI MELALUI AMANAT KENEGARAAN

 

17 AGUSTUS 1964

TAHUN VIVERE PERICOLOSO

HIDUP KENEGARAAN PENUH TANTANGAN

 

Mungkin sudah banyak yang lupa atau tidak tahu bahawa hanya sebelas hari sebelum Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, bom – bom terakhir dijatuhkan di Nagasai dan Kaisar Jepang, Tenno Heika, menyatakan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pemenang Perang Dunia II.

Namun demikian pada tanggal 17 Agustus 1945, pemegang kekuasaan Jepang di Indonesia yang berkedudukan di Djakarta, belum mengadakan serah terima kekuasaan, dan karena itu saya lebih suka menggunakan tahun 2005, tahun Meiji daripada tahun Masehi 1945. Dengan menggunakan latar sejarah yang demikian itu, kita bisa memahami bahwa Kemerdekaan Indonesia adalah Kemerdekaan melawan penjajahan dan penindasan, yang ditebus dengan darah dan nyawa yang tidak alang kepalang.

Penyiaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui radio di kala itu, bukan penyiaran dengan upacara khidmat. Tidak ada pasukan kehormatan mendampingi Bung Karno. Tidak ada banquet kenegaraan menyambutnya. Namun itulah awal sejarah baru awal menapaki jalan berliku – liku menjadi bangsa yang MERDEKA, BANGSA YANG BERDAULAT SEUTUHNYA.

Pada 17 Agustus 1945, penulis yang lahir 5 Desember 1931, berumur 13 tahun, cukup besar untuk mempunyai pemahaman. Pada waktu itu, penulis dengan ayah – ibu di Kuala Kapuas. Radio, siapa yang berani memilikinya. Di zaman pendudukan Jepang, jangankan mempunyai radio, mendengarkan berita melalui radio-pun tidak pernah.  Di sekolah Jepang, tidak ada pelajaran tentang Indonesia. Yang ada ialah Asia Tenggara Raya dengan bangsa Jepang sebagai saudara tua, pembela paling utama.

Pada 17 Agustus 1964, penulis sudah lulus doctoral Jurusan Sastra Barat di Fakultit Sastra dan Kebudayaan Universitit Gadjah Mada Yogyakarta. Sudah mempunyai dua orang anak, seorang lahir 2 Juni 1960 dan seorang lagi lahir 1 Juni 1964.

Hidup di kala itu memang penuh keterbatasan dan kekurangan. Untuk pegawai negeri, ABRI dan Kepolisian, ada pembagian beras yang diberi pada saat menerima gaji bulanan. Bersama dengan pembagian beras, ada pembagian gula  dan sandang. Bagi yang bukan PNS, anggota ABRI dan Kepolisian, melalui RT juga ada pembagian beras, gula dan sandang murah.

Karena keadaan dan kenyataannya merata, tidak ada yang merasa hidupnya terpuruk. Ketika hama tikus menyerang sawah dan kebun di Kawasan Gunung Kidul, dilakukan pemberantasan hama tikus secara masal, lalu ada yang mencoba menjadikan tikus itu menjadi makanan dengan memanggang dan menggorengnya. Yang menarik, upaya ini sampai ke telinga Presiden. Bung Karno beliau datang ke Gunung Kidul dan ikut makan panggangan dan gorengan tikus. Jadilah hama tikus makanan umum.

Pada pidato 17 Agustus 1964, Bung Karno berucap : Karena itu, hai Bangsa Indonesia ! Jangan kita mencari kepeloporan mental kepada orang lain. Carilah kepeloporan mental itu pada diri sendiri. Cari sendiri konsepsi – konsepsimu sendiri !

Sudah barang tentu ada fihak lain yang selalu mencoba mencekokkan alam fikiran ke dalam hati dan fikiran kita, tapi jadilah bangsa besar dan tidak menjiplak !

Pada awal amanatnya, Bung Karno berujar : Saudara -  saudara sekalian ! Hari ini 17 Agustus 1964. Tiap 17 Agustus mempunyai arti pentingnya sendiri, significance-nya sendiri yang khusus. Di antara bulan – bulan yang duabelas itu, Agustus adalah yang terkeramat bagi kita. Amerika dan Perancis mengkeramatkan bulan Juli, Tiongkok dan Uni Soviet bulan Oktober-nya kita mengkeramatkan bulan Agustus, bulan Proklamasi.

17 Agustus 1945, saya membacakan Proklamasi Kemerdekaan. Kemudian daripada itu, delapanbelas kali 17 Agustus, telah kuberikan amanat tahunan. Podium sekarang ini, podium 17 Agustus, bagi saya adalah Podium Rakyat, Podium Revolusi. Podium Perjuangan – Podium Kiprahnya Tekad Bangsa ! Podium ini saya gunakan sebagai tempat dialog Sukarno pribadi dengan Sukarno Pemimpin Besar Revolusi. Ya kuulangi : Revolusi Indonesia berjalan terus, dan Revolusi Indonesia akan menang. Tetapi toh, kita harus waspada ! Kita harus mengambil pelajaran dari pengalaman – pengalaman yang telah sudah, menetapkan arah dan tujuan bagi bangsa yang akan datang.

Dengan berapi – api, amanat Tahun Vivere Pericoloso berujar : No, Sir ! Kami tidak akan ambruk ! Bersama Bangsa Indonesia, kita akan pecahkan segala kesulitan itu, bersama – sama kita akan ganyang segala kesulitan – kesulitan itu. That’s what a Revolution is for ! Justru itulah tugas Revolusi : memecahkan kesulitan – kesulitan, melenyapkan segala rintangan – rintangan.

Hari ini, Kamis 15 Agustus 2019 dan Sabtu ini, genap 74 tahun Proklamasi Kemerdekan Indonesia, 55 tahun sesudah Amanat  Tahun Vivere Pericoloso. Bangsa kita baru saja menyelesaikan PEMILU SERENTAK yang nyaris menimbulkan bencana bagi keutuhan Berbangsa dan Bernegara NKRI. Terasa sekali, Amanat Tahun Vivere Pericoloso membara kembali. Amanat itu menyadarkan kita, menyadarkan para pemimpin Bangsa untuk belajar dari pengalaman – pengalaman sejarah berbangsa dan bernegara kita. Semoga kita menjadi semakin bijaksana, semakin sadar dan tanggap terhadap kekuatan memecah belah keutuhan Bangsa dan Negara, tidak gentar terhadap ancaman apapun juga. Mengutamakan kebersamaan daripada keterceraiberaian, mengutamakan KEMANDIRIAN DALAM SEGALA BIDANG, KEDAULATAN YANG UTUH DAN TANGGUH.

KITA ADALAH BANGSA YANG CINTA DAMAI, KITA MEMERLUKAN KEHIDUPAN BERDAMPINGAN DENGAN BANGSA – BANGSA LAIN, RUKUN DAN DAMAI. NAMUN DEMIKIAN, TAK SEJENGKALPUN TANAH PUSAKA INI MAU DIKOMPROMIKAN DENGAN BANGSA MANAPUN JUGA. TAK ADA SETITIKPUN JIWA BANGSA KITA, KITA TUKAR DENGAN JIWA BANGSA MANAPUN JUGA. VIVERE PERICOLOSO ADALAH ROMANTIKA, DIALEKTIKA, DAN TEMPAAN KETEGUHAN KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA YANG TELAH DITEBUS DAN DIPERTAHANKAN DENGAN SEGENAP JIWA DAN RAGA. SELAMAT BERVIVERE PERICOLOSO. DIRGAHAYU NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, TEGUH KUKUH PANCASILA DAN BHINNEKA TUNGGAL IKA.

 

 

Banjarmasin, 15 Agustus 2019

 

Prof. M.P. Lambut, Ems.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *