“BUAH DARI KETAATAN ???”
BANJARMASIN-DUTATV. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, suatu ketika seorang guru memberikan materi pembelajaran kepada tiga orang muridnya, sang guru membawa murid tersebut ke pegunungan yang ada guanya, saya persilahkan kalian memasuki gua ini kata gurunya, gua ini akan sampai ke-sebelah gunung dan kalian akan gelap didalamnya saat nanti menemukan terang, berarti kalian akan sampai ditujuan, ketiga murid itupun tertegun, karena gua ini lumayan jauh jaraknya dari masuk sampai keluar. Sang guru melanjutkan petuahnya, nanti dalam perjalanan di gua kalian akan menemukan tempat yang sempit dan hanya bisa dilakukan secara merayap, dan saat nerayap tersebut terdapat batu-batu kerikil, kalian saya minta membawa batu kerikil itu sebanyak banyaknya, kata sang guru.
Sahabat ! ketiga murid itu pun melaksanakan perintah gurunya dan langsung memasuki gua tersebut, bersusah payah mereka berjalan dikegelapan dan terus berjalan dengan berbagai macam perasaan, ada yang menggerutu dan mengeluh akan perintah ini “untuk apa gunanya masuk ke gua ini†gumamnya, dan ada yang melaksanakan sambil terpaksa, akh! Ada-ada saja guru ini katanya dalam hati dan ada pula yang menuruti saja tanpa banyak memikirkan maksud dan tujuan dari perintah tersebut.
Sahabat ! sampailah kemudian mereka bertiga di daerah yang sempit dan merekapun merayap berjejer, murid yang satu tidak menghiraukan anjuran sang guru untuk mengambil batu kerikil, buat apa katanya batu kerikil ini malah akan mempersulit dan jadi beban aja diperjalanan, lain lagi murid yang satunya saat teringat perintah gurunya untuk mengambil batu, ia pun mengambil sedikit aja sekedar memenuhi perintah guru agar bisa tetap ringan diperjalanan untuk cepat keluar gua, sementara murid yang ketiga melepas sarungnya dan mengambil sebanyak-banyaknya batu kerikil itu, bersusah payah ia merayap dengan menggotong batu kerikil itu, perilaku murid yang ketiga ini ditertawakan dan di olok olok oleh dua teman yang berda disepannya, namun ia tetap membawanya perjuangan yang lumayan berat.
Sahabat ! akhirnya merekapun sampai keluar gua dan masing-masing melapor kepada gurunya, guru ! aku yang pertama keluar dengan selamat dan tetap dalam kondisi fit kata sang murid pertama, lalu mana batu yang kau ambil ? tanya sang guru, guru aku tidak mengambilnya karena secara logika saya, batu itu akan memperlambat jalan saya dan juga tidak berharga dan di luar gua juga banyak batu, kalau guru mau akan saya ambilkan sebanyak-banyaknya batu yang ada di luar gua ini, karena sama saja batunya. Murid kedua juga melapor guru aku di-urutan kedua keluar gua dan juga masih segar bugar, katanya. Lantas apa kah kau membawa batu yang aku perintahkan, ya guru aku membawanya dalam saku celanaku, kata sang murid kedua ini. Pembicaraan sang guru dengan murid kedua ini terhenti karena saat itu datanglah murid ketiga dengan nafas ngos-ngos an dan keletihan telah sampai pula dihadapan mereka, kedua murid terdahulu datang itu pun lagi-lagi tersenyum mengejek kepada murud ketiga ini, lapor guru, saya juga telah sampai dan maafkan guru saya terlambat keluar gua lantaran memenuhi perintah guru membawa batu kerikil sebanyak banyaknya, sehingga dengan beban batu ini saya jadi terlambat.
Sahabat ! sang guru pun tersenyum dan berkata, wahai murid-muridku, silahkan keluarkan batu yang kalian bawa tersebut. Alangkah terkejutnya ketiga murid tersebut melihat batu yang dibawa tersebut, bagaimana tidak terkejut, ternyata batu tersebut adalah batu BERLIAN. Dan sahabat bisa menyimpulkan mana murid yang beruntung sebagai hasil dari ketaatan pada perintah sang guru.
Sahabat ! terkadang untuk melaksanakan suatu perintah, kita tidak perlu bertanya kepada si pemberi perintah tentang maksud dan tujuannya, karena kita yakin setiap perintah dari orang yang kita percaya pasti mengandung kebaikan untuk kita, seperti guru atau instruktur yang memberi tugas, begitulah kalau kita percaya pada guru kita, tentu ada maksud kebaikan dibalik perintah itu.
Sahabat ! bagaimana kalau perintah itu datangnya dari Allah, sang pencipta kehidupan kita, sang Penguasa Alam jagat raya ini. Di bulan ramadhan kita diperintahkannya berpuasa dan mengerjakan amalan-amalan yang disunahkan dengan pahala yang berlipat ganda, lantas apakah kita tidak mengambil kesempatan ini, dan bulan ramadhan semakin berjalan kita lalui lantas kita tidak mengambil apa-apa darinya atau bahkan tidak mengambil sama sekali amalan kemuliaannya. Amalan-amalan dalam bulan ramadhan itu adalah seperti Batu Berlian yang disuruh kekita mengambilnya untuk keuntungan diri kita sendiri, namun mengapa ada diantara kita yang tidak mengambilnya atau hanya sedikit mengambilnya.
Mumpung ramadhan masih ada, jangan sia-siakan ramadhan berlalu, mari kita isi dengan amalan-amalan wajib dan sunnah sebanyak-banyaknya sebagai bentuk ketaatan kita kepada Yang Maha Kuasa, dan sangat beruntunglah kita yang bisa mengisi ramadhan dengan amalan-amalan tersebut.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.
#Semakintuasemakinbijaksana
#semakintuasemakinbahagia