Awal Ramadhan Berpotensi Berbeda dari Kalender Masehi

Banjarmasin, DUTA TV Pemerintah Pusat hingga kini belum menentukan awal ramadhan 1443 hijriah, lantaran menunggu imkanur rukyat atau pemantauan hilal.

Kantor Wilayah Kemenag Kalsel melalui Seksi Kemesjidan Hisab Rukyat dan Bina Syariah menuturkan, imkanur rukyat tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya.

dalam Surat Edaran Menteri Agama berdasarkan kesepakatan Kementerian Agama Indonesia, Malaysia, Brunei Darusalam dan Singapora, imkanur rukyat atau batas hilal tahun ini harus tiga derajat di atas ufuk, sementara tahun sebelumnya hanya dua derajat.

Sedangkan untuk di Indonesia sendiri hilal terendah berada di Provinsi Papua dengan satu derajat enam menit, dan tertinggi ada di Provinsi Bengkulu dengan dua derajat sepuluh menit.

Titik tertinggi ini pun juga masih belum menyentuh angka tiga derajat di atas ufuk. Maka penetapan awal puasa tahun ini berpotensi berbeda dari penanggalan masehi.

“ini menjadi perhatian tersendiri karena posisi 2 derajat 10 menit itu yang paling tiggi di indonesia belum memenuhi imkanur rukyat, secara kriteria belum memenuhi, kecuali 34 provinsi ada yang berhasil merukyat hilal, ini nanti jadi diskusi panjang di sidang isbad, tahun ini kami masih menunggu, potensi perbedaan itu ada, tinggal menungggu hasil,” ungkap Analis Kebijakan Ahli Muda Kasi Kemesjidan Hisab Rukyat dan Bina Syariah Kemenag Kalsel Mohammad Mobarak.

Pemantauan hilal menggunakan metode imkanur rukyat ini dilakukan oleh Pemerintah dan juga Nahdatul Ulama, sedangkan untuk Muhammadiyah telah menetapkan satu ramadhan sesuai tanggal yang telah ditetapkan lantaran melakukan metode wujudan hilal.

Reporter : Nina Megasari.

Redaksi

Editor & Uploader

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *