Antisipasi Karhutla di Kalsel, BMKG Modifikasi Hujan Buatan Selama 10 Hari

Banjarbaru, DUTA TV — Musim kemarau yang terjadi di wilayah Kalimantan Selatan mendapat perhatian serius dari pemerintah melalui instansi terkait.

Kali ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan operasi modifikasi cuaca agar terjadi hujan buatan di wilayah Kalsel.

Terhitung sejak tanggal 13 hingga 22 Agustus mendatang, dilakukan modifikasi cuaca hingga dua kali dalam sehari dengan menabur 800 kilogram NaCl (garam).

Dipilihnya waktu saat ini untuk modifikasi cuaca berdasarkan potensi ketersediaan awan yang optimal di wilayah Kalsel. Sehingga ketika ditabur garam yang berfungsi menyerap uap air di atmosfer, maka semakin berat dan terbentuk awan yang diharapkan bisa terjadi hujan.

Menurut Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Edison Kurniawan, berdasarkan hasil monitoring tinggi muka air tanah di lahan gambut pada 13 Agustus 2025, masih berpotensi terjadi kebakaran lahan di Kalsel. Untuk memodifikasi hujan, satu unit pesawat CASA dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang diterbangkan hingga dua kali dalam sehari dengan menabur garam NaCl selama 10 hari di wilayah udara Kalimantan Selatan.

“Waktu saat ini untuk modifikasi cuaca berdasarkan potensi ketersediaan awan yang optimal di wilayah Kalsel. Sehingga ketika ditabur garam yang berfungsi menyerap uap air di atmosfer, maka semakin berat dan terbentuk awan yang diharapkan bisa terjadi hujan. Berdasarkan monitoring tinggi muka air tanah di lahan gambut pada 13 Agustus 2025, masih berpotensi terjadi karhutla di Kalsel. Penaburan garam dua kali sehari selama 10 hari menaburkan 800 kg garam,” jelasnya.

Sementara itu, berdasar monitoring 65 persen area gambut yang tersebar di tujuh wilayah kabupaten, di antaranya Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, dan Kabupaten Barito Kuala, kondisi tinggi muka air tanah 0 sampai 40 sentimeter di bawah permukaan tanah. Sedangkan sisanya kurang dari 40 sentimeter dan berpotensi terus menyusut hingga kering sehingga rawan terjadinya karhutla, terlebih pada puncak musim kemarau di Kalsel yang diprediksi terjadi September mendatang.

Reporter: Suhardadi

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *