
DUTATV.COM BANJARMASIN – Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, kali ini izinkan saya ingin menceritakan pengalaman perjalanan di negeri Sakura bersama rombongan Mars Creative, sebagaimana yang pernah saya tulis tahun lalu pengalaman perjaalanan ke Shenzen, Hongkong, Macau dan Zhuhai, saya menjanjikan akan ada seri tulisan pengalaman perjalanan ke Jepang di tahun 2020 ini, dan Alhamdulillah pada tanggal 20 sampai 26 Februari kami bisa berangkat ke Jepang.
Keberangkatan kali ini” disertai rasa “was-was” dengan maraknya pemberitaan kasus virus corona di Wuhan Cina dan penyebarannya di seluruh dunia, tak terkecuali di Jepang, namun berkat keyakinan sebagaimana yang kemukakan di Lensa Banua Duta Tv, tentang ratio probalilitas menunjukan adanya kemungkinan yang sangat kecil untuk tertular virus ini. Untuk hal ini silahkan sahabat mengkalkulasinya data tahun 2019 “jumlah penduduk Cina adalah sebesar 1.401.750.000 orang dan daya terakhir yang terpapar corona adalah 78.064 kasus, sehingga kemungkinannya 0,0000056 persen, dan seterusnya, silahkan juga di kalkulasi jumlah penduduk masing-masing Negara yang terpapar, dan berapa orang yang terpapar kasus corona ?, sehinggga saya berkesimpulan saat mau berangkat ini lebih mewaspadai demam berdarah dan sakit perut serta penyakit menular lainnya ketimbang virus corona.
Sahabat ! walaupun dengan probabilitas yang sangat kecil, tentu saya tidak menganggap “remeh” adanya ancaman tertularnya virus corona yang berbahaya tersebut, sehingga sebelum berangkat kamipun mempersiapkan kondisi kesehatan dan menyiapkan masker, karena menggunakan logika umum saja kalau kondisi tubuh kita sehat, minum vitamin dan ber olahraga, maka tubuh punya daya kekebalan terhadap virus. Dan ternyata saat kami mendarat di Bandara Narita pemandangan orang ketakutan terhadap virus corona tidak terlihat, memang terdapat pemandangan orang-orang memakai masker, tapi tidak seluruhnya memakai masker, yang pengamatan saya selama berada di Jepang hanya berkisar sekitar 40 sampai dengan 60 persen memakai masker.
Sahabat! apakah mereka yang memakai masker dengan berbagai jenis tersebut hanya didorong oleh pencegahan terhadap virus corona, ternyata tidak seluruhnya juga beranggapan atau bermotive seperti itu, karena mereka memakai masker juga untuk melindungi muka dari rasa dingin dari suhu dingin di Jepang yang catatan saya suhu bergerak dari 1 derajat Celsius sampai dengan 14 derajat celcius, pada malam, pagi dan siang hari.
Sahabat! bagaimanapun juga perjalanan ke jepang kali ini terasa unik dengan kondisi pemberitaan penyebaran kasus virus corona ini, oleh karena itu saya beri judul tulisan ini, ANTARA SAKURA DENGAN CORONA. Bunga sakura adalah target utama kami dalam perjalanan ke Jepang kali ini, karena berdasarkan informasi di akhir bulan Pebruari ini tadi bunga sakura sudah bermekaran di daerah Kawazu, yang berjarak sekitar 182 an Kilometer dan perjalanan normal bisa ditempuh dengan Bus kurang lebih sekitar 3 jam.” Perjalanan ke Kawazu dari Tokyo ini ternyata diluar perkiraan kami, karena kondisi macet yang disebabkan Sakura kawazu adalah mekarnya sakura yang pertama di Jepang, sehingga masyarakat jepangpun juga tertarik berwisata kesana, dan inilah yang menjadikan perjalanannya ditempun sekitar 5 sampai 6 jam.
Sahabat ! selama perjalanan yang panjang tersebut banyak canda gurau yang terjadi, termasuk cerita-cerita yang selalu kami ikuti melalui smart phone perkembangan penyebaran virus corona, namun anehnya sebagian besar rombongan kami tidak terlihat ketakutan seperti yang diberitakan oleh banyak media.” Di jepang sendiri berdasarkan informasi dari tour guide kami (Mendy) pemerintahnya punya keterbukaan dan dituntut keterbukaan oleh warganya sehingga kasus corona juga disampaikan apa adanya ke masyarakat, sehingga masyarakat diminta waspada, seperti layaknya bagaimana masyarakat Jepang di edukasi tentang bahaya gempa dan tsunami yang setiap saat bisa melanda daerah mereka. Oleh karena itu informasi tentang virus corona disikapi secara bijak, bukan dengan ketakutan, implementasinya disetiap area public disediakan anti septik untuk membasuh tangan.
Sahabat! begitu pula saat kami melintas di Pelabuhan Yokohama, disebutkan tentang keberadaan kapal pesiar DIAMOND PRINCES yang di karantina, semata mata untuk antisipasi dari kemungkinan penyebaran virus tersebut, bukan gambaran ketakutan seperti yang terjadi adanya penolakan masyarakat Jepang sebagaimana penolakan masyarakat kita dalam kasus karantina” warga Negara kita dari Cina “di pulau Natuna.
Sahabat ! Begitulah renungan saya disepanjang perjalanan ke Kawazu melihat pemberitaan adanya semacam ketakutan terhadap corona ini, yang dalam studi kriminologi seperti sampai derajat “fear of crime” yang menimbulkan kecemasan.” Begitulah saya” dengan menggunakan logika akal sehat di atas memberanikan diri membawa keluarga termasuk cucu saya yang masih berumur 18 bulan pergi ke jepang ini.” Akan tetapi semua kekhawatiran dan kelelahan dalam perjalanan terbayarkan setelah melihat keindahan bunga sakura di kawazu, artinya saat saya bimbang memutuskan pergi untuk bunga sakura atau membatalkan pergi karena virus corona, putusan untuk melihat sakura adalah sangat memuaskan saya dan keluarga serta robongan mars creative.
Sahabat ! bunga sakura memang indah, warnanya merah muda dengan berbagai tingkatan derajat kemerahmudaannya, memancarkan aura keindahan yang menyentuh hati dan nurani saya, tanaman bunga yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa, sembari membayangkan pula bagaimana kelak nanti indahnya bunga di syurga yang indahnya tak bisa dibayangkan dan terlintaspun juga tidak seperti yang ada di dunia ini “SUBHANALLAH”.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.
#Semakintuasemakinbijaksana
#semakintuasemakinbahagia