Anak yang dampingi ibu yang bangun setelah 27 tahun koma: ‘Seperti mimpi, jangan pernah putus harapan’

Omar Webair, seorang warga Uni Emirat Arab, tak pernah putus harapan dan yakin suatu saat sang ibu, Munira Abdulla, akan bangun dari koma.

Harapannya menjadi kenyataan ketika sang ibu bangun, setelah koma selama 27 tahun, menyusul kecalakaan serius yang ia alami pada 1991.

Webair baru berusia empat tahun saat ia dan sang ibu mengalami kecelakaan.

Saat sang ibu akhirnya bangun dari koma, ia mengira dirinya sedang bermimpi. Ia mengatakan kejadiannya sekitar pukul 04.30.

“Ada orang yang memanggil nama saya. Saya mencoba mencari tahu, siapa yang memanggil saya. Ternyata suara berasal dari ibu saya,” kata Webair dalam wawancara dengan BBC, hari Selasa (07/05).

“Saya tentu sangat bahagia, bahkan saya sampai mengira jangan-jangan saya sedang bermimpi,” katanya.

Di hari-hari pertama setelah bangun dari koma, Munira Abdulla hanya berbicara tentang hal-hal yang ia sukai, mulai dari Alquran, apa yang ia kenakan, parfum, dan omongan tentang saudara-saudaranya.

“Ia banyak kehilangan kosakata. Makanya, ketika salat, ia sering meminta bantuan tentang bacaan yang harus diucapkan.”

“Karena masalah kosakata ini pula yang mungkin membuatnya tak memberi respons ketika dokter bertanya atau meminta melakukan sesuatu,” ungkap Webair.

Webair mengatakan sejak awal merasa yakin ibunya akan bangun dari koma, meski dokter mengatakan kemungkinan itu sangat kecil.

Ia setia mendampingi sang ibu menjalani perawatan dan mengurus semua keperluannya.

Sekarang sang ibu menjalani terapi, antara lain agar bisa cepat memberikan respons.

“Misalnya dokter memintanya melakukan sesuatu, ia tidak langsung bisa memberikan respons. Baru pada keesokan harinya ia melakukannya,” kata Webair.

“Ia memang perlu latihan,” katanya.

‘Tahu kalau dalam keadaan koma’

Menurut Webair, ibunya tahu kalau dalam 27 tahun dalam keadaan koma.

“Ia mengatakan kepada saya bahwa ia ingat apa yang kami semua katakan kepadanya. Ia tahu bahwa ia koma,” kata Webair.

Kondisi yang dialami Munira Abdulla berawal dari kecelakaan serius di Al Ain, Abu Dhabi, pada 1991 yang membuatnya cedera otak.

Webair berada di dalam mobil dan hanya mengalami luka-luka ringan karena saat benturan sang ibu memposisikan sebagai pelindung dengan cara mendekapnya.

Selain di Uni Emirat Arab, ia juga menjalani perawatan di London.

Ia dipindahkan ke Jerman pada 2017 untuk menjalani perawatan lanjutan.

Ahli syaraf di Jerman mengatakan tujuan utama perawatan adalah memberi peluang kesadaran Munira Abdulla untuk berkembang dan pada saat yang sama mempertahankan badannya agar tetap sehat.

Perawatan ini digambarkan seperti “menyediakan tanah yang subur agar tanaman bisa tumbuh”.

Setelah dirawat selama berbulan-bulan, Munira Abdullah bangun pada Mei 2018 dan kata pertama yang keluar adalah nama anaknya, Omar Webair.

Kini Webair dan ibunya bisa bercakap-cakap meski secara terbatas.

“Saya membagikan kisah ini agar orang tidak putus harapan melihat anggota keluarga dalam keadaan koma. Orang yang koma jangan anggap mereka seperti orang yang mati,” katanya.(bbc)

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *