Kenalkan Sosok “urang banjar” Lewat Bincang Kesultanan Banjar
Banjarmasin, DUTA TV — Memperingati hari pahlawan yang jatuh pada 10 November mendatang, program studi pendidikan sejarah dan IPS fakultas keguruan dan ilmu pendidikan atau FKIP ULM, bakal menggelar bincang-bincang lintasan historis urang banjar.
Bincang bincang yang diinisiasi oleh Ersis Warmansyah itu tak lain untuk mengingatkan kembali warga banua akan sejarah urang banjar.
Dalam bincang bincang yang melibatkan tokoh kesultanan banjar hingga jajaran petinggi ULM nantinya akan membahas mengenai kesultanan banjar dan tokoh urang banjar yang berkontribusi dalam membangun banua, seperti pendiri kesultanan banjar Sultan Suriansyah, para pahlawan nasional Kalimantan Selatan Pangeran Antasari, Brigjend H. Hasan Basri dan Insinyur Pangeran Muhammad Noor.
Selain mengingatkan warga umumnya generasi muda yang masih belum mengenal secara luas para tokoh banjar, kegiatan ini juga sebagai bahan acuan dan pembelajaran bagi para calon guru di FKIP ULM tentang sejarah lokal.
“Sejarah banjar jadi perhatian saya sejak saya boni buku al banjary ternyata perjalanan sangat saitermaik nilai itu terus menerus makanya saya berpikir maunya kita ini tetap berjalan kerajaan banjar umurnya panjang kita sebagai warga indonesia bagaimana membangun bangsa kalau di kuliah kita gali biasa sekarang kita akan memulai untuk anak didik kita tingkat SD sampai SMP,” kata Prof. Dr.Drs. Ersis Warmansyah Abbas
“antusiasme peseta luar biasa mereka mengapresiasi apa yg akan dilaksnakan panitia kadang membahas tentang tokoh urnag banjar kan pahlwan nasional kita ada 5 orang kita ingin menguatkan kembali dan mengingatkan kembali tokoh-tokoh masyraakat banjar karena dengan arus golbalisasi ini mereka menerimanya sepenggal saja tapi kami ingin menguatkan,” ucap Muhammad Rezky Noor Handy, Ketua Pelaksana
Bincang bincang ini akan digelar baik secara daring maupun luring, hingga saat ini sudah ada ratusan peserta yang mendaftarkan diri untuk menyaksikan dan menggali tentangs sejarah banjar melalu lintasan historis urang banjar.
Reporter : Evi Dwi Herliyanti