63 Jenazah Korban Perdagangan Manusia Terus Berdatangan
Jakarta, DUTA TV — Lembaga Padma Indonesia yang aktif mendampingi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTT, telah mengurus 63 jenazah sepanjang setengah tahun ini. Indonesia harus memperbaiki strategi pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) jika tidak ingin fenomena ini berlanjut.
Direktur Padma Indonesia Gabriel Goa menjelaskan, ada tiga jenazah terakhir yang telah dan sedang dalam proses pengiriman kembali ke NTT. Mereka adalah Agnes Peni Muda dari Flores Timur, Bibinana Lilian Kaka dari Sumba Barat Dayadan Don Bosko dari Flores.
“Meninggal, baik karena sakit maupun sebab lain yang sedang ditelusuri oleh pekerja migran asal Nusa Tenggara Timur. Dan kini jenazahnya sudah yang ke-63, yang terakhir Don Bosko dari Batam, yang akan dikembalikan ke Nagekeo, Flores,” ujar Goa.
Don Bosko sendiri bukan dari Batam. Dia bekerja di Malaysia, dan tiba-tiba saja dikirim ke Batam dalam kondisi sakit. Komunitas warga NTT di Batam berupaya mengumpulkan bantuan biaya pemulangannya.
Goa menyebut, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha dan Duta Besar RI untuk Malaysia sangat berperan aktif dalam upaya ini.
“Saatnya bergandengan tangan untuk melawan human trafficking dan memperbaiki sumber dayanya dari hulu,” tambah Gabriel Goa.
Padma Indonesia tidak henti mengkampanyekan, pendirian Balai Latihan Kerja di daerah dan pembukaan Pelayanan Terpadu Satu Atap untuk mengurus pengiriman PMI. Gabriel Goa juga menyambut baik rencana mendirikan divisi khusus di kepolisian yang akan berkonsentrasi dalam upaya penanganan TPPO.
Pemerintah sendiri telah mengambil langkah cepat untuk mengatasi persoalan lama ini. Menteri Koordinatir Politik, Hukum dan Keamanan, Mohammad Mahfud MD dalam keterangan usai pertemuan menyebut Presiden telah melakukan restrukturisasi Satuan Petugas (Satgas) TPPO.
Presiden juga memerintahkan Kepala Kepolisian RI untuk memberantas pihak-pihak yang berada di belakang bisnis kotor ini meskipun itu aparat negara berseragam.(voai)