Water Boombing Untuk Karhutla di Sekitar Bandara Tuai Kritik

BANJAR, DUTA TV Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat melakukan Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi bersama BPBD Kabupaten Banjar dan sejumlah elemen masyarakat di Aula Kodim 1006 Kabupaten Banjar.

Diskusi kali ini menindaklanjuti bencana kebakaran lahan di sekitar Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru yang masih berulang kali terjadi saat kemarau.

Dalam diskusi, seorang peserta menyampaikan terkait upaya pemadaman kebakaran lahan rawa di sekitar Bandara Syamsudin Noor menggunakan helikopter water bombing dinilai kurang efisien.

Pasalnya, water bombing membutuhkan anggaran yang cukup besar namun kurang maksimal dalam pemadaman api di lahan rawa. Sementara menurut praktisi kehutanan ULM, Profesor Sarifudin Kadir, dari hasil diskusi disimpulkan bahwa upaya pemadaman menggunakan helikopter water bombing memang kurang efisien dan lebih penting untuk dilakukan upaya pencegahan Karhutla.

Pihaknya juga berharap kepada pihak terkait untuk menyiapkan sumber air dan sarana aksesibilitas untuk menjangkau kebakaran di lahan rawa.

“Harus disiapkan air untuk pemadaman, aksesibilitas karena tidak bisa masuk. Lebih baik pencegahan daripada water bombing karena kebakaran lahan rawa di dalam, kalau menggunakan water bombing, hanya di luar, di dalam tidak padam,” kata Prof. Syarifuddin Kadir Praktisi Kehutanan ULM.

Dalam FGD kali ini dipaparkan identifikasi dan strategi kebijakan pengendalian kebakaran lahan di sekitar Bandara Syamsudin Noor. Sementara poin hasil diskusi kali ini juga akan menjadi bahan penyusunan Perda Karhutla.

“Dari FGD banyak masukan agar kejadian tidak berulang, poin yang disampaikan untuk kolaborasi dari masyarakat untuk peduli dengan karhutla, bisa jadi bahan masukan kabupaten dan provinsi untuk menyusun draft perda Karhutla,” ujar Kalak BPBD Kabupaten Banjar, Warsita.

 

Reporter : Suhardadi

Helman

Uploader.

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *