Warga Pembantanan & Sungai Pinang Baru Tagih Pembangunan Bendungan

Kabupaten Barito Kuala, DUTA TV Warga Desa Pembantanan dan Desa Sungai Pinang Baru, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, menagih janji pemerintah untuk pembangunan Bendungan Riam Kiwa.

Pasalnya sudah dua tahun belakangan, lahan pertanian warga gagal panen karena terendam banjir. Janji itu ditagih warga saat sosialisasi ideologi pancasila dan wawasan kebangsaan yang dilaksanakan sekretaris Komisi III DPRD Kalsel.

Pasalnya Komisi III sendiri membidangi infrastuktur dan pembangunan, sehingga diharapkan menjadi jembatan bagi warga untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah.

Apalagi Bendungan Riam Kiwa sendiri rencananya dibangun dengan anggaran yang dikucurkan dari pemerintah pusat. Warga ingin agar pembangunan segera direalisasi, sehingga pertanian yang menjadi mata pencaharian utama warga bisa kembali berjalan normal, dan harga beras dipasaran tak lagi melambung.

“Kemarin kami ada mendangar dari Kabupaten Banjar ada rencana membangun bendungan, kami sangat berharap, masalahnya apabila itu tidak tejadi banjir yang ada dari tahun berapa itu sampai ini tak teratasi, kami hampir dari zaman dulu banjir kada pernah sampai kaya ini, besar harapan ulun dari Desa Pembantanan, secepatnya Bendungan Riam Kiwa diperhatikan itu, satu-satunya yang bisa mengurangi banjir, karena dampaknya 2 tahun ini sudah, kami kada kawa behuma, dampaknya kada kawa bahuma baras larang,” kata Apriani, kepala Desa Pembantanan.

“Dengan ketinggian air seperti ini banyak jalan jembatan yang rusak, oleh karena itu kami berharap masyarakat Kabupaten Banjar bisa dibantu, karena bagaimanapun juga di Desa Sungai Pinang, itu kondisinya sangat memperihatinkan, mudahan Pemprov bisa membantu untuk jangka panjang, karena itu satu-satunya akses masyarakat,” ujar Gusti Abidinsyah, sekretaris Komisi III DPRD Kalsel.

Selain menerima aspirasi warga di dua desa, dalam sosialisasi ini wakil rakyat dari Partai Demokrat ini, memberikan himbauan warga agar menjaga ketertiban dan keamanan desanya. Pasalnya ditengah sulitnya ekonomi akibat banjir yang dialami warga, dikhawatirkan dapat memicu terjadinya konflik sosial.

Reporter : Evi Dwi Herliyanti

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *