True Story : Gara-gara Rokok, Ayah Tak Sadar Siksa Anak Selama 6 Tahun

Orang tua mana yang tega membiarkan anaknya tersakiti? Richard Maradona (37) pun sesungguhnya tidak ingin menyakiti anaknya sendiri. Namun secara tidak sadar, ia telah menyiksa anaknya selama enam tahun karena rokok.
Richard adalah perokok berat sejak masih di bangku SMP hingga tiga tahun yang lalu ia mengalami nasib nahas, paru-paru kanannya kolaps dan mengharuskannya untuk berhenti merokok dan menjalani prosedur operasi bedah.
Pada 2016 itu, anaknya yang berusia enam tahun selalu mengalami batuk-batuk parah. Sebelumnya Richard dan istri mengira bahwa anaknya tidak bisa mengonsumsi makanan yang digoreng ataupun mengandung MSG.
“Anak saya itu dari dulu nggak bisa makan kayak ciki, kerupuk, gorengan, kalau makan sedikit pasti langsung batuk berhari-hari sampai demam ke dokter,” ujarnya kepada detikHealth, Kamis (11/7/2019).
Namun menjadi janggal ketika Richard harus dirawat inap dan menjalani operasi karena mengidap pneumothorax akibat rokok yang dikonsumsinya selama bertahun-tahun. Anak yang saat itu dititipkan pada orang tuanya tidak mengalami batuk-batuk seperti biasanya.
Bahkan anaknya pun mengonsumsi makanan yang digoreng, yang sebelumnya diduga sebagai pemicu batuknya, dan tidak mengalami batuk. Sayangnya Richard tidak percaya akan hal itu. Ia pun mencobanya sendiri dengan memberikan kerupuk pada anaknya itu.
“Pas dia makan, dalam hati saya bilang nih pasti entar malam batuk, tapi ternyata nggak batuk sama sekali,” ungkapnya.
Richard pun segera berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi anaknya itu. Dokter pun mengatakan bahwa kemungkinan besar anaknya bukan alergi terhadap makanan, melainkan terhadap zat kimia berbahaya yang berasal dari rokok.
“Dan ketika saya ngobrol dengan dokter, ‘saya nggak pernah ngerokok di depan anak, bahkan anak saya saja nggak tahu’. Tapi kok bisa sampai kayak gini? Dokter bilang kalau ngerokok racunnya itu nempel di badan nggak hilang sampai beberapa jam. Sementara sebelum sampai rumah saya di jalan ngerokok supaya sampai rumah nggak ngerokok lagi. Ternyata racunya itu masih kebawa dan mungkin anak saya alergi sama itu,” jelas Richard.
Begitu mengetahui fakta yang selama ini tidak terungkap dan dapat melihat kebahagiaan anaknya mengonsumsi makanan yang sebelumnya tidak pernah ia makan, Richard mengaku merasa begitu bersalah pada anaknya. Secara tidak langsung, Richard telah menyiksa anaknya selama enam tahun lamanya.
“Bukan main (merasa bersalah). Kalau saya tahu dari awal penyebab itu, orang tua mana yang tega jahat sama anak seperti itu? Enam tahun saya siksa anak saya, batuk-batuk,” akunya.
“Kalau ditanya nyesel apa nggak, bukan main nyeselnya, kalau dibilang dihukum ya sudah sepantasnya yang harus nahan sakit menderita anak saya enam tahun saya bikin seperti itu,” lanjut Richard.
Kini ia telah berhenti merokok sepenuhnya. Richard pun memberi pesan kepada seluruh perokok agar tidak hanya mementingkan ego sendiri, namun juga harus mementingkan kondisi orang terdekat dan terkasih.
“Jangan egois lah, jangan mentingin diri sendiri. Mungkin diri sendiri Anda saat ini tidak kenapa-kenapa, tapi pikirin orang terdekat Anda, keluarga Anda yang jadi perokok pasif. Karena sudah banyak kok perokok pasif yang lebih parah daripada perokok aktif. Bahkan yang nggak ngerokok sekalipun ada yang kena kanker segala,” tutupnya.
https://health.detik.com