Taplak Budidayakan Jamur Tiram di Tengah Pandemi

DUTA TV HSS – Di tengah masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, mengharuskan banyak orang untuk bisa berinovasi dan berfikir kreatif guna mampu mencukupi ekonomi mereka.
Salah satunya seperti Fikri Rezqan, pemuda asal Desa Wasah Tengah, Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, ini misalnya yang mampu membaca peluang budidaya jamur tiram sebagai penghasil tambahan.
Pria berusia 29 tahun yang akrab disapa taplak ini, memulai budidaya jamur tiram semenjak mewabahnya COVID-19, dimana dirinya terinspirasi dari banyaknya orang yang sering mencari tumbuhan bernama latin pleurotus ostreatus tersebut di media social.
Dengan bermodalkan 600 baglog yang ia miliki, kini taplak mampu memperoleh jamur tiram kurang lebih 3 kilogram perhari yang mana setiap 200 gramnya dijual seharga Rp12.000,-
Bahkan produk yang diberi nama koelat HSS miliknya itu pun selalu ludes tiap harinya, lantaran peminatnya yang banyak dikarenakan manfaat jamur tiram itu sendiri.
“Baru 3 bulan alhamdulillah sudah dapat dipanen dan pasarannya sekarang lewat media sosial karena pandemi COVID-19 ini, memulai usaha ini pas sesudah pandemi nah dari situ muncul ide untuk jualan jamur tiram, untuk panen pertama, kedua, ketiga itu hari hari tapi untuk selanjutnya mungkin ada jeda sekitar 3 sampai empat hari dan untuk kondisi pangsa pasar di HSS ini khususnya malah tidak tercukupi karena petaninya kan masih minim namun permintaan pasar lebih besar tapi untuk yang membudidayakannya masih sedikit makanya dari situ juga ide itu keluarkan,” kata Fikri Rezqan (Taplak) Pembudidaya Jamur Tiram
Hingga kini jamur tiram milik taplak sudah merambah keberbagai wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Reporter : Muhammad Irfansyah