Sabar! Krisis Air Bersih di Banjarmasin Barat Diperkirakan Terjadi Hingga Tahun Depan
Banjarmasin, DUTA TV — Rapat dengar pendapat yang digagas DPRD Kota Banjarmasin, bersama PDAM, mengungkap fakta baru, terkait kondisi distribusi air yang kurang di wilayah Banjarmasin Barat.
Pihak PDAM mengaku masih belum bisa memberikan solusi cepat untuk menanggulangi permaslahan pipa di kawasan Sutoyo S yang telah uzur lantaran harus ada pergantian.
Namun, pergantian pipa tersebut tidak bisa dilakukan dengan serta merta setidaknya hingga tahun depan. Pasalnya, pergantian pipa diperkirakan menelan biaya mencapai 96 miliyar rupiah.
“Jadi untuk Banjarmasin Barat ini berbeda dengan Banjarmasin Timur dan Selatan karena mereka distribusinya bisa sampai 4 bar namun di Barat ini berbeda. Kemungkinan (perbaikan) bisa tahun depan. Untuk itu tahun ini kita akan usahakan dan sudah anggarkan dan itu merupakan solusi jangka panjang,” kata Supian, Direktur Operasional PDAM.
Sementara itu, pihak DPRD Kota Banjarmasin bersikukuh mendesak pihak PDAM bisa memberikan solusi jangka pendek agar krisis air tersebut tidak mengganggu aktivitas warga, salah satunya dengan selalu rutin menyalurkan air bersih melalui tangki ke daerah yang berdampak.
Selain itu juga meminta PDAM bisa segera melakukan perencanaan untuk bisa mendapatkan anggaran dana untuk pelaksanan pergantian pipa baik dengan pinjaman bank atau solusi penganggaran pemerintah.
“Kita tadi sudah melakukan RD dan kita melakukan solusi mendesak kepada pihak PDAM untuk melakukan penyelesaian, agar krisis air di wilayah terdampak bisa teratasi, dan kita meminta pihak PDAM bisa mencrikan usaha pendanaan merka dalam pelaksanaan pergantian pipa nantinya,” ujar Awan Subarkah, Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin.
Perlu diketahui kondisi gangguan distribusi air PDAM terjadi di beberapa kawasan di Banjarmasin Barat seperti Pelambuan, Kuin Cerucuk dan Tanjung Berkat.
Karena terhentinya distribusi air, beberapa warga mengaku harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air bersih. Sementara sebagian lagi harus memanfaatkan air sungai.
Reporter : Ade Yanuar