Jakarta, DUTA TV — Kementerian PUPR menganggarkan Rp4,5 triliun untuk program penanggulangan banjir pada tahun ini. Selain itu, 242 bendungan yang telah dibangun akan dikerahkan untuk menampung potensi penambahan debit air di sejumlah wilayah.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan persiapan ini dilakukan sesuai koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memperkirakan intensitas air hujan di Indonesia akan bertambah sebanyak 30 persen sampai 40 persen mulai Oktober 2020. Hal ini dipicu oleh La Lina atau kondisi penurunan suhu atmosfer di kawasan Samudera Pasifik.
Jarot memaparkan proyeksi BMKG akan terjadi La Lina di Kalimantan pada Oktober 2020 dengan estimasi puncak musim hujan pada Desember 2020 sampai Januari 2021. Lalu, La Lina di Maluku pada Oktober dengan puncak hujan Januari 2021.
Kemudian, La Lina di Sumatera pada Oktober-November 2020 dan puncak hujan pada November. Di Jawa, La Lina pada Oktober-November 2020 dan puncak hujan Februari 2021.
Selanjutnya, Sulawesi dengan La Lina pada November 2020 dan puncak hujan Januari-April 2021. Sementara Bali-Nusa Tenggara dan Papua tidak mengalami La Lina, namun diprediksi mengalami puncak hujan masing-masing pada Februari 2021 dan Desember 2020.
“Dengan perkiraan La Lina ini, kami siapkan SOP untuk memaksimalkan daya tampung bendungan-bendungan, aliran air sungai, sampai tindakan darurat di balai bendungan,” ungkap Jarot saat berbincang dengan awak media secara virtual, Jumat (16/10).
Dari sisi anggaran, dana Rp4,5 triliun dialokasikan untuk normalisasi sungai sebesar Rp2,9 triliun, penguatan tebing sungai Rp600 miliar, pemeliharaan sungai Rp500 miliar, kolam retensi Rp200 miliar, perencanaan teknis Rp200 miliar, dan perbaikan drainase Rp100 miliar.(cnn)