Puncak Arus Mudik Diprediksi 8 April, Balik 14 April
Jakarta, DUTA TV — Kementerian Perhubungan memperkirakan puncak arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi pada H-2 atau Senin, (8/4). Prediksi itu dibuat berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan puncak mudik itu terjadi seiring dimulainya cuti bersama. Ia mengatakan pada puncak itu setidaknya 26,6 juta orang akan mudik.
Potensi itu mencapai 13,7 persen dari total pergerakan 193,6 juta orang di Indonesia yang melakukan pergerakan selama musim mudik Lebaran 2024 nanti.
Sementara itu untuk arus balik, Budi memperkirakan akan jatuh pada H+3 atau Minggu (14/4) dengan potensi pergerakan mencapai 41 juta orang.
Budi mengatakan untuk mengatisipasi potensi terjadinya kemacetan dan kepadatan lalu lintas akibat pergerakan arus mudik dan balik itu pihaknya sudah membuat beberapa persiapan dan koordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan.
“Melihat gambaran kondisi tersebut, kami melakukan langkah persiapan baik secara operasional maupun kebijakan dalam pengendalian, pengaturan transportasi, dan penanganan secara komprehensif bersama Instansi kementerian dan lembaga pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, serta pihak swasta,” papar Budi dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta, Selasa (12/3).
“Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang beresiko terjadi kepadatan luar biasa akan kami lakukan,” lanjutnya.
Sementara itu hasil survei BKT menunjukkan daerah asal perjalanan terbanyak selama musim mudik Lebaran 2024 diduduki Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).
Sedangkan daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang).(cnni)