Pulihkan Ekosistem Konservasi, BKSDA Kalsel Tanam 193.100 Mangrove

Banjarmasin , DUTA TV Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Selatan (BKSDA Kalsel) menanam sebanyak 193.100 batang mangrove pada lahan seluas 75 hektare guna memulihkan ekosistem lingkungan konservasi.

“Kami memprogramkan penanaman khusus di kawasan konservasi mangrove melibatkan penduduk setempat, sepanjang 2024 kita laksanakan penanaman pada tiga kawasan pelestarian,” kata Kepala BKSDA Kalsel Agus Ngurah Krisna di Banjarmasin, Senin.

Dia menyebutkan untuk program pelestarian mangrove pada 2024, akan menggandeng para pihak terkait untuk mencapai target luasan penanaman.

“Pada peringatan Hari Mangrove Nasional nanti kita akan laksanakan penanaman bersama lembaga terkait di kawasan konservasi,” ujarnya.

Sementara itu, Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda BKSDA Kalsel Mila Rabiati mengatakan lokasi penanaman 193.100 batang mangrove itu saat ini telah berjalan pada tiga lokasi, yakni di TWA Pulau Burung, TWA Pulau Suwangi, dan Suaka Margasatwa Pelaihari.

“Untuk penanaman di TWA Pulau Burung seluas 10 hektare dengan pola penanaman intensif 3.300 batang per hektare dan tujuh hektare pola pengkayaan sebanyak 1.600 batang per hektare,” ucapnya.

Kemudian, di Pulau Suwangi 25 hektare ditanam dengan pola silvofisheri sebanyak 1.600 batang per hektare, dan di Suaka Margasatwa Pelaihari seluas 33 hektare ditanam dengan pola intensif sebanyak 33.000 batang per hektare, sehingga total keseluruhan mencapai 193.100 batang mangrove.

Mila menjelaskan untuk realisasi penanaman mangrove dalam rangka pemulihan ekosistem pada 2020-2024, telah mencapai luasan 695,9 hektare atau sebesar 23 persen dari target pemulihan ekosistem di KSA/KPA yang dikelola BKSDA Kalsel.

Dia mengungkapkan terkait rehabilitasi mangrove di provinsi ini, masih terkendala peraturan perundang-undangan yang dulu berlaku, rehab tidak boleh di kawasan tertentu yang sebenarnya jika diperhatikan lagi memiliki potensi pelestarian mangrove. Secara umum, mangrove sangat bermanfaat di Kalsel karena selain untuk tutupan lahan, tanaman ini menjadi pakan bagi hewan endemik Kalimantan, yakni hewan bekantan.(ant)

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *