Banjarmasin, DUTA TV – Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) bersama dengan Mitra Studinya menggelar pertemuan dan diskusi bersama disalah satu kafe dan restoran di Banjarmasin, Rabu (4/10/2023).
Diskusi itu sebagai upaya memajukan potensi daerah, program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah Provinsi Kalselteng.
Dalam pertemuan sebelum Kick Off pelaksanaannya, Tim Pakar Kemenristekdikti, Heddy Agam mengatakan pihaknya ingin menyatukan semua potensi di masing-masing wilayah untuk bekerja sama dalam mengembangkan dan menggali potensi tersebut bersama-sama.
“Kita inginkan ada beberapa masukan-masukan dan koreksi serta diskusi bersama awak media, untuk mencari tau apa kelebihan dan kekurangan potensi di daerah kita,” lanjutnya.
Tentunya untuk mendapatkan potensi-potensi tersebut banyak metode yang dianalisis secara dinamis karena perubahan dan perkembangan melaju dengan sangat cepat.
“Melihat hal itu tentunya kita juga harus bereaksi dengan cepat tanpa mengurangi prinsip-prinsip keberlanjutan dari pembangunan itu sendiri,” terangnya.
Dalam hal ini ia menerangkan bahwa peran serta media sangat penting untuk mendesiminasikan dan menyampaikan kepada semua pihak perihal potensi yang ada didaerahnya masing-masing.
Ia juga mengatakan bahwa dalam hal ini pihaknya bekerja bukan hanya tentang Politeknik, tetapi pendidikan Pokasi yang didalamnya termasuk juga SMK.
“Nanti lulusan dari Pokasi ini baik SMK dan Politeknik ini mengeluarkan lulusan-lulusan yang bisa membangun daerahnya sendiri. Jadi dengan kemampuan itu tentunya saya kira akan bisa menjadikan ownership yang lebih besar” terangnya.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Banajarmasin, Joniriadi, mengatakan bahwa hal ini merupakan salah satu program dari Kementerian.
Yang mana pihaknya diminta untuk mengajak para dosen-dosen praktisi untuk mengajar di kampus. Dengan harapan membawa ilmu industri kedalam ruang kelas.
“Jadi pengalaman-pengalaman yang dialami para praktisi, bisa diceritakan dan di praktekkan kepada para mahasiswa, sehingga secara teori akan mereka pelajari di ruang kelas dan prakteknya di bengkel sebelum nantinya mereka terjun langsung ke dunia industri,” jelasnya.
Tim Liputan